REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Polda Bali memastikan, petugas kepolisian tidak akan menggunakan senjata api saat mengamankan tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014.
"Kami tidak akan menggunakan senjata api, tidak ada polisi yang menggunakan senjata saat pengamanan kampanye," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali, Ajun Komisaris Besar Hery Wiyanto di Denpasar, Kamis (5/6).
Menurut dia, peralatan yang digunakan hanya peralatan keamanan yang melekat pada personel seperti "water canon" atau mobil penghalau aksi huru-hara dari petugas Pengendalian Massa sebagai antisipasi gangguan keamanan.
Namun Polda Bali akan melibatkan teknologi berupa kamera pengawas atau CCTV yang dikerahkan saat pengamanan tahapan Pilpres 2014.
"Rencananya dalam pelaksanaan pengamanan kampanye, kami tempatkan CCTV sehingga bisa memonitor dari berbagai arah," ucapnya.
Sementara itu untuk mengantisipasi bentrok massa, pihaknya telah melakukan pengaturan pengamanan yang perlu disesuaikan agar kedua belah pihak pendukung massa kandidat tidak saling bertemu.
Namun Hery mengaku bahwa pihaknya belum menerima jadwal kampanye khusus Pilpres untuk wilayah Bali. Pihaknya akan melakukan koordinasi dengan penyelenggara Pemilu yakni KPU Bali.
"Kami akan berkoordinasi dengan KPU. Kami akan atur karena pengamanan itu memerlukan pengaturan rute dan tempat serta jadwal yang disesuaikan agar tidak saling bertemu di satu tempat," ucap Hery.
Ia memastikan bahwa pengaturan pengamanan Pilpres tidak seperti pada saat pengamanan Pemilu Legislatif karena pengamanan kali ini, tidak melibatkan banyak partai yang sebelumnya berkampanye terpisah.
"Partai politik sudah bergabung sehingga pengaturan tidak sebanyak pada pengamanan Pileg. Kami sudah atur itu (rencana pengamanan)," katanya.