Home >> >>
Ini Alasan Hatta Sering Blusukan ke Pasar
Sabtu , 07 Jun 2014, 16:09 WIB
Republika
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID,TAMBUN -- Sejak kampanye Pemilihan Umum Presiden tahun ini dimulai pada, Rabu (4/6), calon wakil presiden dengan nomor urut satu, Hatta Rajasa, kerap menyambangi pasar tradisional. Berdasarkan catatan Republika, Kamis (5/6), Hatta blusukan di Pasar Rau, Kota Serang, Banten.  Keesokan harinya, cawapres yang diusung Koalisi Merah Putih ini, mengunjungi pasar seni, Kuta, Bali.

Terbaru, Sabtu (7/6), Hatta kembali blusukan yaitu di Pasar Tambun dan Pasar Cibitung. Keduanya terletak di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Saat ditanya perihal kunjungannya ke pasar tradisional sejak masa kampanye dimulai, Hatta mengutarakan alasannya. 

Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini, pasar tradisional merupakan elemen kunci yang menopang ekonomi kerakyatan. "Itu betul-betul menjadi prioritas kami," ujar Hatta kepada wartawan saat ditemui di Pasar Tambun. 

Hatta menjelaskan, di pasar tradisional, terjadi interaksi jual beli antara kelompok masyarakat yang memproduksi bahan-bahan pokok yang dijual (petani, nelayan, dll), kelompok pedagang dan kelompok konsumen. "Saya menginginkan jangan sampai terjadi harga yang tidak stabil, pasokan yang kurang. Kalau terjadi ketidakstabilan, yang pertama terganggu adalah para penjual kita," ujar Hatta. 

Lebih lanjut, pasangan calon presiden Prabowo Subianto ini juga memikirkan revitalisasi pasar tradisional di Tanah Air. Terlebih kondisinya di sejumlah tempat tidaklah menggembirakan.  Becek dan bau tak sedap bukanlah hal yang aneh. "Itu harus menjadi pemikiran.  Kalau sudah teknis, bupati maupun gubernur, dibantu pemerintah pusat," kata Hatta. 

Ditanya keluhan para pedagang, Hatta menyebut belum ramainya pembeli menjadi keluhan. Namun demikian, seiring semakin dekatnya Bulan Suci Ramadhan serta Lebaran, diperkirakan jumlah pembeli akan meningkat. "Sementara harga-harga relatif stabil," kata besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

Redaktur : Yudha Manggala P Putra
Reporter : Muhammad Iqbal
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar