Home >> >>
Ketua PWNU Jateng: Kampanye Hitam Haram
Sabtu , 07 Jun 2014, 18:08 WIB
abunamira.wordpress.com
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah ((Jateng) Abu Hapsin mengingatkan kalangan umat untuk bersikap cerdas di tengah maraknya aksi black campaign alias kampanye hitam. "Orang-orang yang melakukan black campaign justru menunjukkan rasa tidak percaya diri. Seluruh masyarakat harus cerdas membaca situasi, jangan mudah percaya black campaign," katanya di Semarang, Sabtu (7/6).

Dia juga menegaskan, larangan bagi warga NU untuk menunjukkan keberpihakannya kepada salah satu kandidat capres-cawapres Pilpres 2014 lewat cara-cara yang tidak benar dan haram, seperti black campaign. "Sebenarnya, masyarakat yang punya struktur komando, sebagaimana warga NU dan Muhammadiyah, lebih mudah untuk dilakukan penjernihan dan klarifikasi jika ada informasi yang tidak benar," ujarnya.

Menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014, ia mengakui aksi yang menyudutkan salah satu kandidat calon presiden dan wakil presiden kian marak di tengah masyarakat. Hapsin mengakui, masyarakat secara umum memang belum cukup cerdas untuk membaca situasi politik yang terjadi sehingga dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan kampanye hitam.

"Untuk itu, masyarakat harus dicerdaskan dan dididik untuk berpikir kritis dalam menyikapi realitas politik. Sebenarnya ini menjadi tanggung jawab partai politik," imbau Hapsin.

Namun, kata dia, kenyataannya kalangan parpol belum melakukan tugas tersebut dengan baik sehingga masih banyak masyarakat, terutama di pedesaan belum cukup cerdas menyikapi realitas politik. Karena itu, NU sebagai bagian dari bangsa merasa memiliki tanggung jawab untuk melakukan pencerdasan politik, terutama di kalangan warga nahdliyin agar tidak mudah dibodohi dan dipengaruhi.

"Kami selalu menyampaikan kepada warga NU dalam berbagai kesempatan. Seperti tadi (7/6) pagi, saat konferensi cabang NU di Klaten, saya ingatkan untuk mewaspadai 'black campaign' yang kian marak," katanya.

Redaktur : Erik Purnama Putra
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar