REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri bersama TNI terus melakukan kontrol terhadap kelompok bersenjata yang meresahkan masyarakat. Fokus TNI/Polri terutama di daerah perbatasan Indonesia.
"Seperti Aceh dan di Papua," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Ronny F Sompie, Selasa (11/6).
Menurut Ronny, pengamanan pilpres 2014 berbeda dengan pileg. Polisi menyiagakan 256 ribu anggotanya yang tersebar di segala penjuru Indonesia.
Menurut Ronny, upaya polisi bersama TNU yaitu operasi pencegahan kelompok kriminal bersenjata.
Sebelumnya, Komandan Organisasi Papua Merdeka tewas dalam baku tembak dengan Prajurit TNI dari Batalyon Infantri 751/Vira Jaya Sakti Kodam XVII/Trikora, di Tingginambut Puncak Jaya, Papua, Sabtu (7/6).
Insiden baku tembak diawali ketika prajurit TNI sedang berpatroli di sekitar Tingginambut, Puncak Jaya, Papua. Baku tembak terjadi dan komandan gerakan tersebut, Timika Wonda, tewas.
Ronny mengatakan, kelompok tersebut meresahkan masyarakat dan bergerak di sejumlah wilayah di Papua. Ronny pun membantah jika aksi mereka untuk menggagalkan jalannya pilpres 2014.
"Mereka kerjaannya mengganggu perekonomian rakyat. Tidak ada kaitannya dengan pilpres," kata dia.
Menurut Ronny, kelompok tersebut sudah menjadi incaran aparat keamanan setempat. Kebetulan jelang pilpres 2014, patroli serta razia intensif kerap dilakukan.