Peserta konvensi Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo bersepeda saat hari Bebas Kendaraan bermotor di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (8/12).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo mengharapkan, Pilpres 9 Juli mendatang dilakukan satu putaran sebab kandidatnya hanya dua pasangan capres/cawapres. "Logikanya, kalau satu putaran tinggal menang dan kalah. Kalau dua putaran saya khawatir yang menang bisa jadi kalah," ujar Pramono di Jakarta, Kamis, (12/6).
Apakah kekhawatirannya itu, ada kaitannya dengan isu kalau Prabowo Subianto kalah bisa terjadi kerusuhan, Edhie menampiknya. Menurut mantan ajudan presiden Megawati Soekarnoputri itu, tidak mungkin Prabowo kalah bisa terjadi kerusuhan di Indonesia. "Pak Prabowo itu sudah siap menang, siap kalah, jadi Indonesia tetap aman," ujar adik ipar Presiden SBY itu.
Mantan KSAD itu mengungkapkan, Prabowo adalah orang pertama yang mengirim surat tertulis kepada SBY dengan memberikan ucapan selamat ketika Pilpres 2009. Di saat kandidat lain menggugat hasil penghitungan manual KPU, menurut dia, Prabowo legowo dengan menerima kemenangan SBY. "Kalau capres lain yang kalah, mana ada memberikan selamat," terangnya.
Pramono berharap, masing-masing kandidat capres-cawapres tidak usah saling menjelekkan. "Jualah program yang akan dilakukan masing-masing agar rakyat semakin yakin untuk memilih yang terbaik," katanya.
Kalau misalnya program tidak dipenuhi, ujar dia, rakyat tinggal menagih janji. Tidak usah ada kampanye hitam. "Black campaign marak karena kandidat capres tinggal dua, jadi pertarungan menang dan kalah. Baiknya ada tiga capres, sayang tak ada yang mengusung saya," katanya seraya tertawa.