REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto menerima deklarasi dukungan dari anggota DPR RI asal Partai Demokrat di Hotel Crown Plaza, Jakarta Selatan, Senin (16/6).
Sesudah mendengarkan deklarasi dukungan, Prabowo memberikan sambutan. Ia sempat menyinggung terkait dukungan Partai Demokrat secara institusi. "Ada yang bertanya kenapa Partai Demokrat tidak langsung saja terbuka gabung dengan koalisi Merah Putih? Ini juga nanti baru akan diketahui kehebatan strategi Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), nanti," kata dia, yang disambut tepuk tangan kader Partai Demokrat.
SBY sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat sudah menyatakan partainya netral. Namun kader partai boleh memberikan dukungan secara pribadi. SBY pun tidak menunjukkan dukungan kepada pasangan capres-cawapres secara eksplisit. Prabowo mengerti langkah SBY tersebut sebagai pemimpin bangsa. "Pemimpin bangsa jangan terlibat yang praktis-praktis, kan begitu. Beliau sudah level pemimpin bangsa, bapak bangsa, masak suruh ikut yang praktis. Yang begitu serahkan ketua harian (Partai Demokrat) saja," ujar dia.
Prabowo mengenal karakter SBY sebagai orang Jawa. Ia mengatakan, ada falsafah orang Jawa itu menunjukkan maksud tanpa perlu mengucapkan. Prabowo mengutip istilah 'mendem bupati'. "Jadi kalau levelnya bupati ke atas, kalau sudah punya bakat pemimpin, cukup lirikan mata, kita harus mengerti maksudnya apa, kan begitu," kata dia, yang disambut tawa dan tepuk tangan.
Mengenai dukungan Partai Demokrat, Prabowo mengaku sudah merasakannya. Ia mengatakan, melihat dukungan itu ketika melakukan kampanye ke berbagai daerah. Seperti ketika ke Medan, Palembang, dan Lampung Selatan. Ia melihat banyak bendera Partai Demokrat. "Demokrat belum resmi masuk, bendera sudah banyak sekali. Jadi kadang-kadang tidak diucapkan resmi, tapi fakta-faktanya sudah ada dukungan," kata dia.