REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Calon wakil presiden nomer urut dua M Jusuf Kalla menjanjikan akan menghentikan pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke negara-negara yang tidak memberikan perlindungan kepada para pahlawan devisa tersebut.
"Kita akan tetap kirim TKI ke negara-negara yang melindungi dengan baik TKI kita, ke negara yang memberikan gaji baik dan tak ada persoalan. Tapi untuk negara-negara yang tidak baik, tidak melindungi TKI harus kita hentikan," kata cawapres M Jusuf Kalla saat berdialog dengan para TKI di Malang, Jatim, Selasa.
Cawapres M Jusuf Kalla berada di Malang dalam rangkaian safari kampanye di Jawa Timur. Sebelumnya, Jusuf Kalla mengunjungi Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan pimpinan H Mawawi Abdul Djalil, Senin (16/6) petang.
Selain itu, Jusuf Kalla juga mengunjungi pondok pesantren Amanatul-umah di Pacet, Mojokerto.
Dalam kampanye ke Jatim Jusuf Kalla didampingi mantan Ketum DPP PAN Sutrisno Bachir, PKB Abdul Kardir Karding, NasDem Sugeng Suparwito, Hanura Yudhi Chrisnandi.
Lebih lanjut Jusuf Kalla menegaskan untuk negara-negara, seperti Taiwan, Hongkong yang memberikan perlindungan dengan baik dan penghasilan yang memadai maka harus ditingkatkan.
"Apabila negara-negara bagus, seperti Taiwan, Hongkong harus kita tingkatkan," kata Jusuf Kalla yang disambut tepuk tangan meriah para calon TKI ke Taiwan dan Hongkong.
Sebelumnya, dalam dialog para TKI mengeluhkan soal pengurusan dokumen serta perlindungan di luar negeri. Selain itu, juga ditanyakan kenapa persoalan TKI tidak diangkat dalam debat capres.
"Kita akui bahwa persoalan TKI dulunya akibat banyak manipulasi data, sekarang setelah adanya e-KTP terjadi perubahan data sehingga banyak yang tidak bisa berangkat ke luar lagi," katanya.
Mendapatkan banyak keluhan tersebut, Jusuf Kalla menjelaskan persoalan dokumen dan hal teknis lainnya harus segera di selesaikan. Pemerintah tambahnya harus serius menyelesaikan persoalan seperti ini.
"Saya yakin itu bisa diselesaikan, Jokowi-JK akan bisa menyelesaikan ini," kata Jusuf Kalla mendapatkan tepuk tangan meriah.