Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Assegaf membacakan draft bersama anggota DPR saat deklarasi dukungan ke Prabowo di Jakarta, Senin (16/6).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota tim ahli pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Andreas Pareira mengkritik pernyataan calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang menyebut orang Indonesia Timur cepat marah dan suka berkelahi.
Pernyataan itu menurutnya merupakan bentuk penghinaan terhadap masyarakat Indonesia timur. "Ini jelas-jelas penghinaan kepada kami yang berasal dari Indonesia timur," kata Andreas kepada wartawan, Selasa (17/6).
Andreas menilai Prabowo tidak layak mengeluarkan pernyataan yang mendiskreditkan. Pernyataan dia nilai sebagai bentuk generalisasi negatif terhadap orang-orang Indonesia Timur. "Sebagai seorang publik figur apalagi seorang capres Prabowo tidak layak menggeneralisasi semua orang Indonesia Timur seperti itu," ujarnya.
Dia menilai, pernyataan Prabowo merendahkan derajad masyarakat dan budaya orang Indonesia Timur. Ini karena menurut Andreas karakter orang Indonesia Timur yang disampaikan Prabowo mengesankan perilaku primitif. Padahal, kata Andreas, ada banyak warisan budaya dan kearifan lokal yang berasal dari Indonesia Timur.
Sulawesi Selatan dan Maluku, misalnya mewariskan budaya kesultanan. Flores Timor mewariskan adat budaya Katolik Kristen yang tinggi. Belum lagi Suku Asmat di Papua yang memiliki seni ukir dan budaya yang terkenal seantero dunia.
"Disamping itu, kita semua juga tahu, bahwa pembentukan bangsa dan perjuangan kemerdekaan Indonesia juga merupakan kontribusi dari putera-puteri Indonesia, seperti Sultan Hasanudin dari Sulawesi Selatan, Patimura dari Maluku, juga ketika jaman pembentukan bangsa dengan keterlibatan Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Timorese," papar Andreas.
Ketua DPP PDI Perjuangan itu meminta Prabowo menarik kembali pernyataannya "Sebaiknya, Pak Prabowo menarik kembali pernyataan tersebut," ujar Andreas.