Home >> >>
PDIP Merasa Ada Upaya Memecah Belah Partai
Rabu , 18 Jun 2014, 17:15 WIB
Republika/Wihdan
Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristianto (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  - Juru bicara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Hasto Kristiyanto mengemukakan, ada upaya memecah belah internal PDIP dan pendukung Jokowi setelah kubu lawan tidak berhasil melemahkan pasangan itu dengan kampanye hitam.

Hasto mengatakan hal itu menanggapi pernyataan pengamat politik yang juga managing director Neo Pollster Indonesia Wawan Fahrudin yang menyarankan Megawati Soekarnoputri agar mengambil sikap tegas, menyikapi aroma kubu pendukung Puan Maharani yang tidak sepenuh hati menyokong pasangan Jokowi-JK.

Menurut dia, pernyataan yang disampaikan Wawan itu merupakan bagian dari strategi memecah belah setelah gagal menggunakan jurus serangan negatif. Padahal, Puan justru memimpin langsung upaya pemenangan Jokowi-JK hingga ke daerah-daerah.

"Mbak Puan memimpin BP Pemilu Presiden dan beberapa hari terakhir keliling di Indonesia timur kemudian pada putaran akhir fokus di daerah basis. Kebijakan-kebijakan strategis untuk kemenangan Jokowi juga sering dibahas bersama dengan Mbak Puan. Jadi tuduhan Wawan Fahrudin sama sekali tidak benar," katanya.

Wakil Sekjen PDIP itu menyatakan, dari hasil survei yang sudah dilakukan, dukungan internal PDIP terhadap Jokowi-JK berkisar antara 79 persen hingga 84 persen. Suatu dukungan terbesar dibandingkan partai lain, yang hanya mampu diimbangi Gerindra yang mendukung Prabowo.

"Terlebih, setelah Ibu Megawati menggembleng kader-kadernya di Sumut, Jabar, Jatim, Jateng, dan daerah basis lainnya. Dipastikan dukungan tersebut menjadi pergerakan partai bersama relawan untuk mengamankan teritorial dengan gerakan door to door," ujarnya.

Hasto menyatakan, pernyataan Wawan tersebut menjadi bagian dari konsekuensi yang harus diterima karena bagusnya penampilan Jokowi pada debat kedua, di mana dukungan ke Jokowi di sosial media lima kali lipat dibandingkan Prabowo. Sehingga, serangan yang diterima Jokowi memang semakin tajam.

"Apalagi, ketika elektabilitas Jokowi-JK sudah mencapai 52,5 persen. Maka jurus yang dimainkan Kaum Sana pun tunggal, yakni bagaimana menurunkan elektabilitas Jokowi. Setelah proyek tabloid Obor Rakyat mendapatkan tentangan yang masif, kini beredar spanduk gelap di DKI, dan terakhir adalah memecah belah internal pendukung Jokowi," ujar Hasto.

Sebelumnya, managing director Neo Pollster Indonesia, Wawan Fahrudin menyarankan Megawati agar mengambil sikap tegas. Hal itu menyikapi aroma kubu pendukung Puan Maharani yang?tidak sepenuh hati menyokong pasangan Jokowi-JK.

"Sangat disayangkan jika isu kubu Puan setengah hati mendukung benar adanya. Mereka harus ditertibkan agar tak jadi duri dalam daging. Tak ada ada kata lain Mega harus tegas dan membuktikan kembali kenegarawanannya dan saya yakin dia mampu seperti halnya ketika memberi mandat Presiden kepada Jokowi," kata Wawan.

Redaktur : Erik Purnama Putra
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar