REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepolisian Daerah Sulawesi Utara mengerahkan sekitar 5.700 personel untuk pengamanan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, 9 Juli 2014.
Wakil Kepala Polda Sulut Kombes Pol Charles Ngili di Manado, Rabu, mengatakan personel pengamanan yang dilibatkan pada pilpres sama dengan saat pelaksanaan pemilu legisltaif yang lalu.
"Kendati jumlah tempat pemungutan suara (TPS) pada pilpres berkurang dibandingkan saat pemilu legislatif, tetapi kekuatan personel yang dikerahkan sama," katanya.
Charles Ngili mengatakan, jumlah seluruh personel yang dilibatkan untuk pengamanan pilpres dari Polda Sulut dan jajarannya yang sekitar 5.700 orang itu, setara dengan dua per tiga dari total kekuatan personel polda setempat yang antara 7.000-8.000 orang.
Ia mengatakan secara khusus, untuk personel polda yang diturunkan ke wilayah hukum setempat, sekitar 1.107 orang.
"Jumlah tersebut sesuai dengan permintaan dari polres-polres di jajaran polda," katanya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulut AKBP Wilson Damanik mengatakan untuk menghadapi pilpres, kepolisian telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka cipta kondisi. Salah satu yang dilaksanakan, katanya, dengan menggelar Operasi Penyakit Masyarakat, selama satu bulan, sejak 19 Mei hingga 19 Juni 2014.
Ia menjelaskan operasi tersebut bukan hanya melibatkan personel polda. Akan tetapi, katanya, juga melibatkan polres di jajaran kepolisian daerah setempat.
Pemilu Presiden, 9 Juli 2014, diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni Prabowo Subianto-Hatta Radjasa (Prabowo-Hatta) dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).