REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Pengamat politik dari Universitas Muhamadiyah Kupang, Ahmad Atang menilai, sikap capres Prabowo Subianto, yang dengan jiwa besar mengakui konsep ekonomi kreatif yang digagas Joko Widodo dalam debat capres putaran dua, sebagai sikap seorang negarawan.
"Ada hal yang menarik ditunjukkan secara elegan oleh Prabowo yakni dengan jiwa besar mengakui konsep ekonomi kreatif yang digagas oleh Jokowi. Saya kira ini merupakan pembelajaran politik yang baik bagi publik bangsa," kata Ahmad Atang, di Kupang, Kamis (19/6).
Dia mengemukakan hal itu, terkait polemik seputar sikap Capres Prabowo Subianto dalam debat capres putaran kedua soal ekonomi dan kesejahteraan sosial, yang berlangsung pada Ahad (15/6) lalu.
Dalam debat capres tersebut, Prabowo mengakui konsep ekonomi kreatif yang digagasan Jokowi dan mengabaikan saran tim pemenangan untuk tidak mengakui pendapat lawan dalam setiap debat capres. "Memang dalam debat itu, terlihat ada perbedaan konsep, dimana Prabowo lebih menguasai ekonomi makro dan Jokowi menguasai ekonomi mikro," katanya.
Bagi Ahmad Atang, sikap tersebut menunjukan Prabowo adalah seorang demokrat sejati yang dengan kesadaran tinggi mengakui kelebihan dari lawan sekalipun. Menurut dia, hal ini merupakan pelajaran paling berharga yang ditunjukkan oleh seorang Prabowo Subianto, yang dengan tulus mengakui kelebihan orang lain, walaupun dari lawan sekalipun.
Sikap tersebut kata dia juga menggambarkan kalau Prabowo Subianto adalah seorang negarawan yang patut dicontoh oleh seluruh masyarakat bangsa ini. Namun sangat disayangkan, ada kalangan yang justru memaknai sikap Prabowo tersebut secara berlebihan sebagai sebuah kekalahan dalam berdebat. "Hal baik yang ditunjukan oleh setiap anak bangsa ini harus didorong untuk membangun budaya demokrasi," katanya.
Dia mengatakan, sejumlah pengamat telah terjebak emosi publik terkait arus dukungan sehingga hatinya cenderung menyembuyikan nilai kebaikan dan lebih membuka tabir kelemahan orang lain, walaupun sikap itu baik untuk bangsa ini.
Menurut dia, jika lebih memilih Jokowi menjadi presiden periode 2014-2019, namun sejarah akan mencatat bahwa Prabowo telah mewariskan sebuah budaya demokrasi untuk generasi mendatang bahwa tidak semua lawan adalah jelek dan tidak semua teman adalah baik.