Home >> >>
Wiranto Sebut Prabowo Lakukan Penculikan Aktivis
Kamis , 19 Jun 2014, 17:05 WIB
Twitter @wiranto1947
Wiranto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Menhankam/Panglima ABRI Wiranto menegaskan penculikan aktivis 1998 merupakan inisiatif pribadi Prabowo Subianto selaku Danjen Kopassus kala itu, dan telah diakui secara langsung oleh yang bersangkutan.

"Seingat saya pada saat menanyakan langsung kepada Letjen Prabowo saat itu, tentang siapa yang memberi perintah (penculikan), yang bersangkutan mengaku bahwa apa yang dilakukan bukan perintah panglima, namun merupakan inisiatifnya sendiri dari hasil analisis keadaan saat itu," kata Wiranto di Jakarta, Kamis (19/6).

Wiranto mengatakan, aksi penculikan Prabowo dilakukan pada medio Desember 1997 sampai Februari 1998. Jabatan Panglima ABRI saat itu diemban almarhum Jenderal Feisal Tanjung. Sedangkan kasus itu terungkap sekitar Maret 1998. Posisi Wiranto baru saja menggantikan Feisal.

Karena itu, kata Wiranto, dirinya tidak mengerti dengan pernyataan Prabowo (dalam debat capres) yang mempersilakan publik mempertanyakan aksi penculikan kepada atasannya.

"Perlu diketahui bahwa kebijakan panglima saat itu untuk menghadapi aktivis dan demonstran mengedepankan cara-cara persuasif, dialogis dan komunikatif, serta menghindari tindakan bersifat kekerasan atau represif. Maka aksi penculikan jelas tidak sesuai kebijakan pimpinan," katanya.

Lebih jauh Wiranto juga menjawab tudingan keterlibatan dirinya terhadap kasus Trisakti, kerusuhan Mei dan penculikan 1998. Menurut dia dalam rentetan aksi itu ada pihak-pihak yang terlibat dan bertanggung jawab. Salah satu pihak, ujar dia, berperan menjadi dalang.

Sedangkan pihak lain berperan mencegah, mengusut dan menghukum sang pelaku. "Sebagai Panglima ABRI saat itu secara otomatis saya terlibat, bukan sebagai dalang, namun sebagai pihak yang tidak melakukan pembiaran," kata dia.

Dia menyebut apabila dirinya mendalangi penembakan, kerusuhan, penculikan, maka Indonesia sudah hancur dengan tingkat kerusakan tak terbayangkan. Selain itu apabila dirinya memerintahkan penembakan di Trisakti 1998 maka korban bisa mencapai ratusan jiwa.

"Kenyataannya penembakan di Trisakti telah saya usut dan menghukum pelakunya. Kerusuhan secara nasional juga dapat saya netralisir hanya dalam dua hari, dan untuk penculikan sudah jelas saya yang mencegah dengan kebijakan persuasif, dialogis dan komunikatif," kata Wiranto.

Redaktur : Erik Purnama Putra
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar