Home >> >>
Kasus Wimar Jadi Pelajaran Kubu Jokowi-JK
Jumat , 20 Jun 2014, 23:35 WIB
Republika/Adhi W
Wimar Witoelarsedang mensosialisasikan kampanye bahaya sampah plastik di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ahmad Rofiq menanggapi foto yang diunggah pengamat politik Wimar Witoelar di akun Twitter miliknya. Dampaknya, mantan wartawan tersebut yang memiliki afiliasi mendukung pasangan Jokowi-JK harus mendapat konsekuensi hukum dan moral atas tindakannya yang serampangan.

Wimar, kata dia, harus menerima nasib dilaporkan dan digugat oleh parpol serta kalangan ormas Islam. Menurut dia, "Itu menjadi pelajaran bagi kubu Jokowi-JK agar tidak menghalalkan segala cara demi memenangi Pilpres," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (20/6).

Seperti diketahui, Wimar mengunggah foto bertitel 'Gallery of Rogues' yang menampilkan foto Prabowo Subianto diapit Luthfi Hasan Ishaaq, Ahmad Heryawan, Tifatul Sembiring, Abubakar Baasyir, dan Habib Rizieq di sebelah kiri.

Kemudian, Suryadharma Ali, Aburizal Bakrie, Anis Matta, dan AA Gym di sebelah kanan. Di bawah foto itu terdapat lambang parpol Koalisi Merah Putih dan ormas Islam, seperti Muhammadiyah, MUI, FPI, HTI. Sementara, pada latar belakang berjajar foto Soeharto, Ali Imron, Imam Samudra, Amrozi, dan Usamah bin Laden.

Rofiq menilai, perlunya dilakukan langkah hukum agar tindakan Wimar itu tidak memancing tindakan serupa dari pendukung Jokowi lainnya. "Jangan sampai dibiarkan. Ini gerakan pembusukan dan penistaan," katanya.

Menyoal sanggahan kubu Jokowi-JK yang menyatakan Wimar bukan termasuk tim suksesnya, Rofiq menepis hal tersebut. Dia menduga pengunggahan foto oleh Wimar merupakan bagian dari agenda kampanye hitam yang sistematis. “Tidak ada yang kebetulan," kata mantan sekretaris kebijakan publik PP Muhammadiyah itu.

Redaktur : Erik Purnama Putra
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar