Home >> >>
Prabowo: Seribu Kawan Sedikit, Satu Musuh Terlalu Banyak
Senin , 23 Jun 2014, 11:10 WIB
Republika/Wihdan H
Prabowo-Hatta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Calon presiden Prabowo Subianto menyatakan, ancaman terbesar dari luar negeri terhadap Indonesia, adanya negara lain yang akan mengklaim wilayah nasional.

"Ancaman terbesar, bahwa ada negara lain tertentu yang akan mengklaim wilayah nasional," katanya dalam sesi ketiga bertemakan Politik Internasional dan Ketahanan Nasional yang dimoderatori Prof Dr Hikmahanto Juwana, di Jakarta, Ahad (22/6) malam WIB.

Sedangkan ancaman terbesar dari dalam negeri, kata dia, kemiskinan terutana kekuasaan bangsa Indonesia atas kekayaan sumber daya alam. "Tidak dikuasai oleh sendiri, tidak bisa menjadi tabungan kekayaan nasional untuk mengurangi kemiskinan," kata ketua dewan pembina Partai Gerindra itu.

Sebelumnya, Prabowo menegaskan tidak akan sejengkal pun wilayah Indonesia akan lepas karena kita mencintai Tanah Air. "Tidak setitik jengkal pun (wilayah) Indonesia akan lepas," katanya.

Kendati demikian, kata dia, bukan berarti dirinya tidak mau berhubungan dengan negara luar. "Seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak," katanya.

Dia menambahkan sebelum politik internasional dirinya akan terus menerus mengamankan kekuatan nasional dan kekayaan nasional terlebih dahulu. "Karena politik luar negeri itu cermin kondisi dalam negeri," katanya.

Hal tersebut mengingat kondisi geografis Indonesia yang unik dan strategis yakni berada di dua benua dan dua samudera, hingga perdagangan akan melewati Indonesia dan banyak negara tergantung pada Indonesia. "Ini fundamental," katanya.

Dikatakan, kunci dari politik luar negeri, yakni, politik, keamanan, sandang, pangan dan ketahanan Indonesia kuat. Karena itu, dirinya akan membenahi terlebih dahulu kondisi dalam negeri. "Saya bereskan masalah dalam negeri, ekonomi dan kekayaan, baru memperkuat diri, kemudian disegani, katanya.

Redaktur : Erik Purnama Putra
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar