Home >> >>
Mantan Panglima TNI Minta Polemik Purnawirawan Disudahi
Rabu , 25 Jun 2014, 16:52 WIB
Republika
Mantan panglima TNI Jendral (Purn) Djoko Santoso.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Mantan panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal (Purn) Djoko Santoso dan mantan asisten teritorial KSAD Mayjen (Purn) Saurip Kadi meminta persaingan antarpurnawirawan TNI terkait dukungan capres di Pilpres 2014 disudahi.

"Polemik harus disudahi sekarang karena tidak ada manfaatnya untuk bangsa dan negara," kata purnawirawan pendukung Capres Prabowo Subianto itu di sela-sela Apel GM FKPPI Jatim di lapangan Makodam V/Brawijaya, Surabaya, Rabu (25/6).

Di sela-sela apel yang dipimpin Pangdam V/Brawijaya Mayjen Eko Wiratmoko dan dihadiri lima purnawirawan TNI itu, mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) itu menegaskan bahwa para purnawirawan TNI sebaiknya melakukan cooling down untuk berkontemplasi tentang tujuan menjadi tentara, pentingnya soliditas TNI/Polri, dan demokrasi.

"Demokrasi adalah sebuah pilihan yang sudah kita sepakati selama 16 tahun dan tidak mungkin kembali lagi, karena itu pemilu hendaknya disadari sebagai pesta yang tidak boleh membuat renggang di antara kita, karena itu harus buru-buru melakukan rekonsiliasi tanpa menunggu siapa yang menang dalam pilpres nantinya," katanya.

Djoko menyatakan, Pilpres 2014 merupakan kompetisi yang berbeda dengan pilpres sebelumnya karena bersifat head to head antarcalon yang hanya berjumlah dua pasangan, karena itu ketegangan antar-purnawirawan hendaknya dimaklumi sebagai semangat yang berlebihan.

"Jadi, kita harus memaklumi, karena pilpres kali ini memang bersifat head to head, tapi semangat yang menjurus pada ketegangan yang semakin sengit itu jangan diteruskan, sebab cita-cita kemerdekaan itu tercapai dengan bersatu, termasuk demokrasi," kata mantan pembina PP GM FKPPI itu.

Redaktur : Erik Purnama Putra
Sumber : Antara
BERITA TERKAIT
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar