REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan orang kuat di TNI, Prabowo Subianto untuk pertama kalinya memiliki tingkat elektabilitas, atau bahkan sedikit difavoritkan di depan Joko Widodo, dalam pemilihan presiden Indonesia. Hal itu sesuai dengan petunjuk lembaga survei kredibel.
Harian terkemuka Australia, The Sydney Morning Herald (SMH) mengulas soal pertarungan antara Prabowo dan Jokowi. Analisis itu ditulis secara detail oleh koreponden SMH di Indonesia, Michael Bachelard dalam artikel berjudul 'Silence of the polls as Prabowo pulls ahead in Jakarta race' pada Rabu (25/6).
Senjumlah sumber yang dikontak Fairfax Media, tulis SMH, mengonfirmasi bahwa tiga lembaga survei kredibel di Indonesia menunjukkan bahwa kini selisih persentase kedua capres terpaut sedikit sekali, bahkan sebuah survei menunjukkan Prabowo memimpin.
Itu setelah pergerakan elektabilitas Jokowi tampak datar. Retorika populis lawannya, didukung oleh kampanye dan iklan secara besar-besaran, liputan media dari beberapa stasiun televisi dari mitra koalisi Prabowo, dan suksesnya kampanye "hitam" terhadap Jokowi membuat elektabilitas Prabowo melambung.
Pada awal Juni, Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengatakan, keunggulan Jokowi telah menyempit menjadi 6,3 persen atau turun dari sebelumnya sebesar 20 persen pada awal 2014, dibanding Prabowo. Dan, pada Senin lalu, sebuah lembaga survei yang lain menunjukkan Prabowo memiliki elektabilitas 51,2 persen dibandingkan Jokowi 48,8 persen.
Tetapi, jajak pendapat itu tidak dipublikasikan, rupanya karena takut mengecilkan hati pendukung Jokowi. Itu lantaran pergeseran suara lebih banyak mengarah kepada Prabowo. "Ini adalah perubahan yang luar biasa. Sampai kampanye dimulai, Pak Jokowi, gubernur DKI Jakarta yang populer, telah memimpin dua digit," ulas SMH.