Masa yang tergabung dalam Nahdiyin dari berbagai profesi mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK -- Ribuan warga Nahdiyin dari berbagai penjuru daerah di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu, menggelar istighosah bersama barisan pendukung Prabowo-Hatta dan mendoakan kemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut satu (1) tersebut.
Kegiatan yang dikemas dalam acara "Istighosah Akbar Menyambut Ramadhan dan Deklarasi Trenggalek untuk Indonesia Satu" itu rupanya menjadi ajang klarifikasi atas isu penghapusan tradisi serta nilai-nilai NU apabila Prabowo-Hatta terpilih sebagai pemimpin Indonesia periode 2014-2019.
Bertempat di Lapangan Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, kampanye yang diikuti lebih dari lima ribu warga Nahdiyin itu sempat dihadiri oleh mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
Kendati sebentar, guru besar hukum pidana yang sempat digadang-gadang sebagai calon pemimpin bangsa dari kalangan Nahdiyin itu sempat berorasi menyampaikan sejumlah bantahan atas berbagai isu miring yang menyudutkan Capres Prabowo.
"Tidak benar jika Pak Prabowo nanti terpilih sebagai presiden, kemudian tradisi-tradisi NU seperti tahlil, solawat Nabi SAW dan istighosah dihapus. Pak Prabowo justru akan menguatkan nilai-nilai budaya tersebut," tegas Mahfudz MD.
Trenggalek menjadi salah satu daerah perebutan suara di antara kubu pasangan capres/cawapres Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla dalam pilpres 9 Juli.
Hal ini ditandai dengan terbelahnya suara nahdiyin di daerah yang dikenal memiliki seribu pondok pesantren di berbagai pelosok daerah tersebut.