Home >> >>
Popularitas Capres Bukan Segalanya
Ahad , 29 Jun 2014, 09:56 WIB
Republika/Wihdan
Capres nomor urut 1 Joko Widodo makan sahur pertama bersama rekan jurnalis di Surabaya, Ahad (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dipresdiksi oleh sejumlah lembaga survei lebih unggul dibanding Joko Widodo-Jusuf Kalla. Malah, laman The Sidney Morning Herald, kelompok media besar milik Fairfax Media di Australia mengatakan, sejumlah lembaga survei yang terafliasi dengan Jokowi menahan hasil survei karena posisi kedua pasangan saat ini tidak menguntungkan Jokowi.

"Popularitas bukan segalanya. Popularitas bisa terbentuk dari penilaian yang kurang mendalam. Melalui proses, publik juga makin kritis dan objektif. Misalnya, dari menonton debat capres-cawapres. Buktinya, selisih makin tipis dan bahkan Prabowo berbalik unggul," ujar psikolog politik dari Universitas Indonesia, Dewi Haroen kepada wartawan, kemarin.

Merujuk hasil survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), publik memilih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa karena karakter tegas, berwibawa dan dipercaya memiliki niat baik membangun bangsa.

Survei terakhir Puskaptis pada menunjukan pekan lalu, elektabilitas Prabowo sebesar 45,60 persen dan mengungguli Jokowi yang meraih 43,21 persen. Begitu juga dengan hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB) yang menunjukkan keterpilihan Prabowo 31,8 persen dan Jokowi 29,9 persen.

Dewi menilai, Jokowi-JK, terlalu percaya diri dengan hasil survei yang selama ini mengunggulkan mereka. "Saat ini adalah masa-masa krusial karena kurang dua minggu lagi pelaksanaan pilpres. Kader-kader parpol pengusung kurang sistematis menggalang kekuatan internal,” kata Dewi

Kadar percaya diri yang berlebihan, tambahnya, membuat mereka terburu-buru merasa menang. Apalagi ditopang oleh elektabilitas Jokowi yang melambung sejak sebelum Pileg 9 April lalu. 

Sebaliknya, kubu Prabowo-Hatta lebih sistematis menyatukan elemen-elemen koalisi.Sosok Prabowo juga menjadi kunci utama terbentuknya koalisi dan massa pendukung yang solid.

Redaktur : Erik Purnama Putra
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar