Home >> >>
Gagasan Hatta di Debat Cawapres Lebih Konkret
Senin , 30 Jun 2014, 17:14 WIB
Republika/Amin Madani
Taufik Kurniawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Taufik Kurniawan menilai gagasan calon wakil presiden Hatta Rajasa lebih kongkrit dibandingkan Jusuf Kalla.

Dalam Debat Cawapres 2014 yang diselenggarajan Ahad (29/6), menurut Taufik, paparan Hatta merupakan hal yang konkrit, karena sudah dilakukan saat Hatta menjadi Menristek atau kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Sehingga Hatta tidak hanya ahli dalam dataran teori tapi juga memiliki jam terbang tinggi,

"Artinya kaitan dengan penerapan teknologi kaitan dengan peningkatan beaya riset kemudian kaitan teknologi terapan itu bermanfaat bagi penyediaan lapangan pekerjaan," kata Taufik, Senin (30/6). Penerapan tehnologi tepat guna tidak hanya bicara aspek keilmuan saja, tapi juga harus menyerap lapangan kerja.

Menurut Taufik, Hatta melihat bahwa kemajuan iptek, pendidikan, dan ekonomi, merupakan tiga hal yang saling berkaitan erat. "Ketiga hal ini saling konvergen dan menyatu dalam satu tarikan nafas," paparnya.

Dunia pendidikan yang maju akan mendorong terciptanya manusia Indonesia yang kreatif dan unggul. Mereka akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan tehnologi yang bisa diterapkan dengan tepat guna dan tepat sasaran. Sehingga pada ujungnya akan membuka lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan.

Misalnya, teknologi pangan bisa membuat peningkatan panen dari dua kali menjadi tiga kali panen dalam setahun. "Ini tentu akan menyerap tenaga kerja yang besar," ungkap Taufik.

Pemerintah ke depan, kata Taufik, akan mendorong peningkatan iptek yang tepat guna dan tepat sasaran. Sehingga akan bisa membuka lapangan kerja yang luas, yang diisi oleh tenaga kerja yang terampil.

Dan disampaikan juga bagaimana melakukan optimalisasi sekolah kejuruan. Bagaimana sekolah kejuruan bisa menghasilkan anak didik yang menguasai tehnologi terapan.

Taufik juga menambahkan bahwa gagasan Hatta akan berujung pada lembaga pendidikan yang aplikatif. Lembaga pendidikan yang menghasilkan anak didik yang selaras dengan penyedia lapangan kerja. "Dalam konteks ini maka tidak bisa dilepaskan dari aspek kesejahteraan dan ketrampilan tenaga pendidik dan guru-guru kita," ungkap Taufik.

Redaktur : Joko Sadewo
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar