REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan calon Jokowi-JK berkomitmen akan menurunkan tarif dasar listrik (TDL) jika nanti mendapat amanah untuk memimpin negeri ini. Kenaikan yang terjadi selama ini dikarenakan tidak berjalannya proses konversi BBM.
Tim pemenangan Jokowi-JK, Arief Budimanta mengatakan, Pemerintah sekarang tidak berhasil menjalankan pengalihan pemakaian bahan bakar pembangkit untuk PLN. Pasangan calon yang diusung partainya itu punya prioritas terhadap konversi BBM ke migas.
"Kalau nanti Jokowi-JK terpilih TDL akan kami turunkan dengan cara mengoptimalkan konversi BBM ke migas," kata Arief saat dihubungi Republika Online, Senin (30/6).
Ia menyatakan, TDL yang akan turun bukan hanya untuk rumah tangga, melainkan semua golongan. Sebab, capres dan cawapresnya memang akan menerapkan energi murah. Artinya, dengan mengoptimalkan konversi bahan bakar ke sumber alternatif.
Menurut dia, kenaikan tarif yang selama ini terjadi disebabkan karena beban produksi yang terus membengkak. Pemerintahan sekarang dinilai tak mampu menjalankan sistem pengalihan bahan bakar, dan biaya impor minyak untuk menutupi kebutuhan itu.
"Kenaikan harga TDL hanya ditujukan untuk menutupi biaya impor bahan bakar pembangkit listrik tersebut," ujar dia.
Faktor paling utama, kata dia, terdapat pada neraca perdangan, dan impor yang terlalu besar, baik bahan baku maupun BBM. Itulah mengapa, Jokowi-JK akan menyiasati beban itu dengan mempercepat konversi agar pembangkit listrik tak bergantung BBM.