Home >> >>
Suasana Politik di Pematangsiantar Memanas
Selasa , 01 Jul 2014, 12:04 WIB
setkab.go.id
Pilpres 2014

REPUBLIKA.CO.ID, PEMATANGSIANTAR, SUMUT -- Mendekati pelaksanaan Pilpres pada 9 Juli 2014, suasana politik di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, semakin memanas.

"Sangat panas dan tegangan tinggi," ujar Ketua Studi Otonomi, Politik dan Demokras Siantar Simalungun Kristian Silitonga, di Pematangsiantar, Selasa.

Kristian tidak melihat adanya ruang untuk dialog antarpendukung dan tim sukses serta di elit politik kedua calon capres-cawapres.

"Malah perdebatan, saling mencari dan menyerang kelemahan calon, dan perdebatan masuk pada wilayah privat seseorang," kata Kristian.

Perdebatan ini kata Kristian, bisa menjadi pergeseran sentimen bersifat personal bahkan cenderung negatif. "Tidak ada lagi sikap menghargai pilihan seseorang, yang tidak sepilihan dianggap 'lawan', ironis sekali," khawatir Kristian.

Contoh kasus di Kota Pematangsiantar. Seorang pemuda menjadi korban pengeroyokan usai berdebat soal pilihan capres-cawapres.

Untuk antisipasi agar tidak berdampak lebih luas pada pelaksanaan dan hasil Pilpres nantinya, Kristian berpesan kepada masyarakat untuk waras dan menyisakan ruang kosong di hati dan pikiran masing-masing.

"Sekecil apapun ruang itu, nantinya sebagai titik nol untuk merenung dan menerima hasil Pilpres dan selanjutnya kembali ke kehidupan normal," papar Kristian.

Kristian menegaskan di setiap 'pertarungan' pasti ada yang kalah dan menang, dan setiap individu harus bisa menerima kenyataan itu. "Ya siap menang dan utamanya siap menerima kekalahan," imbau Kristian. 

Redaktur : Hazliansyah
Sumber : Antara
BERITA TERKAIT
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar