REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Al - Azhar, Ziyad Alfalhi menilai, partai pengusung Joko Widodo – Jusuf Kalla tidak bekerja. Sehingga dukungan terhadap Joko Widodo –Jusuf Kalla tidak maksimal.
Kinerja pemenangan Jokowi justru lebih banyak dilakukan para relawan. "Partai pengusung Jokowi-JK ini kurang bekerja. Banyak visi misi mereka justru disampaikan oleh para relawan bukannya partai," kata Ziyad saat dihubungi wartawan, Selasa (1/7).
Ziyad mengatakan lemahnya kinerja mesin partai pengusung Jokowi-JK terjadi karena sejumlah faktor. Salah satunya proses kaderisasi di internal partai yang tidak berjalan baik. Alhasil loyalitas kader terhadap partai menjadi rendah. "Loyalitas kader yang lemah karena proses kaderisasi yang kurang," ujarnya.
Lemahnya kinerja partai Jokowi-JK juga dipengaruhi oleh minimnya pengalaman koalisi di antara partai-partai pengusung. Belum lagi faktor JK yang merupakan kader Golkar bisa dianggap sebagai pengkhianat partai. "Jadi posisi mereka ini tidak kuat," ujarnya.
Ziyad mengingatkan PDIP tidak bisa hanya mengandalkan sosok Jokowi-JK untuk memenangkan Pilpres 2014. PDIP mesti mewaspadai elektabilitas Prabowo yang menunjukkan kenaikan signifikan.
Sebelumnya lembaga survei Indonesia Research Centre (IRC) menunjukan elektabilitas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mencapai sebesar 47,5 persen. Sedang Jokowi-JK sebesar 43 persen. Dalam survei tersebut ditemukan bahwa mesin partai Prabowo-Hatta lebih efektif dibandingkan mesin partai Jokowi-JK.