Muhaimin Iskandar, Romo Franz Magnis Suseno, Muliawan Marganda, dan Siti Musda Mulia saat deklarasi kebangsaan di kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu (9/2).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Romo Franz Magnis Suseno menulis surat terbua yang menilai Amien Rais sebagai seorang Muslim. Alasannya, mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu menduung capres nomor urut 1, Prabowo Subianto.
Sekretaris Umum Persatuan Islam (Persis), Irfan Safruddin menilai, surat terbuka Franz Magnis itu menunjukkan sikapnya yang tidak konsisten dengan pemikirannya. "Atau mungkin juga karena sudah uzur, sehingga tidak dapat mengontrol pemikirannya sendiri," sindir Irfan ketika dihubungi Republika Online, Rabu (2/7) malam WIB.
Irfan mengaku termasuk orang yang pernah membaca delapan buku karya Franz Magnis yang membahas pemikirannya di bidang etika dan filsafat. "Saya nilai konseptual pemikirannya cukup bagus," puji Irfan.
Hanya saja, menurut dia, gara-gara surat yang cenderung memojokkan pasangan Koalisi Merah Putih tersebut maka pernyataan Franz Magnis dalam surat terbukanya tidak ada bedanya dengan para politikuspraktis.
"Surat itu telah meruntuhkan nama baiknya sendiri dan tidak bermanfaat. Franz Magnis seharusnya bersikap arif dan bijaksana sebagai pemikir dan penulis filsafat atau etika serta rohaniwan Katolik."
Terus terang, Irfan merasa kaget karena surat terbuka itu harusnya bisa diramu dengan kata-kata yang baik, bukan kekonyolan seperti itu. "Frans Magniz tidak dapat mengontrol dirinya sendiri saat terlibat politik praktis."
Surat itu, menurut dia, sangat mengganggu kerukunan antarumat beragama dan dapat memicu konflik horizontal di tengah-tengah masyarakat.