Ustaz Tengku Zulkarnaen saat membawakan ceramah pada Dzikir Nasional di Masjid At-Tin, Jakarta, Selasa (31/12).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain menegaskan, pernyataan Romo Franz Magnis Suseno salah besar yang mengaitkan Islam garis keras mendukung pasangan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Muhammad Hatta Rajasa.
"Siapa yang dimaksud dengan Islam garis keras itu? Apakah Amien Rais? Amien Rais itu gelar Doktornya didapat di Amerika Serikat (AS). Jadi, tidak mungkin Islam garis keras," ujar Tengku saat dihubungi Republika Online, Rabu (2/7) petang WIB.
Menurut Tengku, lulusan doktor dari Amerika itu standarnya seorang Islam moderat. Pasalnya, tidak pernah ada dalam sejarah mahasiswa tamatan amerika menjadi Islam garis keras. Kalau memang ada, Tengku menantang Franz Magnis untuk menyebutkan siapa yang dimaksud kalau memang ada.
"Saya tahu persis siapa Amien Rais. Terhadap Ahmadiyah saja, Amien Rais tidak pernah menyalahkan Ahmadiyah, apalagi Syiah. Jadi, Amien Rais sangat moderat, anggapan Franz Magnis itu salah besar," tegas Tengku.
Kalau bukan Amien, kata dia, terus siapa yang dimaksud Islam garis keras di belakang Prabowo? Apa yang dimaksud PKS? PKS itu moderat. Anggota legislatif PKS di DPRD saja, kata dia, ada 12 orang yang beragama Kristen. Bahkan di DPR, ada dua anggota legislatif PKS yang Kristen.
Kalau melihat PPP, ujar Tengku, partai tersebut juga bisa dikategorikan Islam sangat moderat, bahkan sangat lembut dan nasionalis. PPP tidak ada bakat jadi teroris. Dia melanjutkan, apa yang dimaksud Islam garis keras itu PAN? Tentu saja itu keliru lantaran termasuk partai moderat. Pun dengan ketua umum Hatta Rajasa yang merupakan alumni ITB.
"Jadi, pernyatan Franz itu sangat ambigu. Saya melihatnya sebagai bentuk kepanikan pendukung capres nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi). Franz bukan tidak tahu hal itu. Jadi, tidak ada Islam garis keras di kubu Prabowo," ungkap Tengku.