REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situasi politik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, semakin panas, namun pendukung Prabowo-Hatta yang tergabung dalam Praja Dejatu (Prabowo-Hatta Rajasa Demi Jabar Bersatu) tidak mau terpancing melakukan aksi anarkis.
Relawan yang berada di bawah komando tokoh muda Jawa Barat (Jabar), Dede Yusuf itu memilih melakukan kampanye simpatik menyiram taman kota di alun-alun Ciamis, pada Kamis (3/7).
Aksi tersebut merupakan bagian dari kampanye bersih yang sebelumnya dilakukan di beberapa kota di Jabar. "Kami tidak mau terpancing melakukan aksi premanisme dan anarkisme, kami tidak mau menodai bulan suci Ramadan dengan aksi-aksi seperti itu, sejak awal kami komitmen menjauhi kampanye hitam dengan cara kampanye bersih," ujar Dede.
Anggota DPR terpilih dari Partai Demokrat itu menyatakan, aksi menyiram taman kota sebagai bentuk kesejukan akhlak dan kesantunan sikap yang dianjurkan oleh Prabowo. Meskipun mantan panglima Kostrad dan danjen Kopassus itu sering mendapat serangan kampanye hitam, ia mengimbau pengikutnya untuk tidak melakukan aksi serupa.
"Kami prihatin atas insiden yang terjadi di Yogyakarta, mari semua menahan diri apalagi saat ini bulan suci Ramadan, hati dan kepala harus tetap dingin. Maka dari itu Praja Dejatu menggelar aksi menyiram taman kota agar suasana panas menjadi sejuk kembali," kata wakil gubernur Jabar periode 2008-2013 itu.
Lebih lanjut, Dede menyatakan, Prabowo adalah sosok yang paling tepat untuk memimpin Indonesia saat ini. Dede membantah jika Prabowo menjadi presiden maka Orde Baru akan bangkit kembali di Indonesia. "Itu adalah bentuk kampanye hitam yang ditujukan kepada Prabowo, karena sesungguhnya gerbong Reformasi mendukung Prabowo-Hatta," ujarnya.