REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Prof Armai Arief mengatakan, para dosen memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa karena pasangan tersebut pro terhadap pendidikan.
"Dosen-dosen mendukung Prabowo-Hatta karena pro terhadap pendidikan. Dalam visi-misinya disinggung mengenai pendidikan 12 tahun, memperbaiki kualitas pendidikan, dan juga memperhatikan kesejahteraan pengajar," ujar Armai dalam deklarasi ADI dukung Prabowo-Hatta di Jakarta, Jumat.
Turut hadir dalam deklarasi tersebut tim pemenangan Prabowo-Hatta Sandiaga Uno, Wasekjen DPP Partai Demokrat Andi Nurpati, Wasekjen Majelis Ulama Indonesia, Amirsyah Tambunan, Sekjen Ikatan Alumni IMM Hazuardi, dan Sekretaris Forum Matahari Untuk Indonesia Raya (Formasi) Muhammad Azrul Tanjung.
ADI melalui Forum Relawan Dosen Indonesia (Fordosi) bertekad untuk memenangkan Prabowo-Hatta pada Pilpres 9 Juli 2014.Pada hari yang sama, sebanyak 100.000 dosen di Tanah Air menyatakan dukungan pada Prabowo-Hatta.
"Kami yakin dengan kepemimpinan Prabowo-Hatta, pendidikan akan semakin maju dan berdaya saing."
Sekretaris Jenderal ADI Suyatno mengatakan pasangan Garuda Merah itu lebih unggul dari pasangan Jokowi-Jusuf Kalla dalam visi misi bidang pendidikan.
"Sebagai kaum intelektual yang pola pikirnya rasional, para dosen memilih Prabowo Hatta karena visi misi yang sangat jelas untuk dunia pendidikan," ujar Rektor Universitas Buya Hamka itu.
Suyatno percaya janji Hatta Rajasa untuk mengalokasikan dana riset sebesar Rp10 triliun akan memajukan dunia pendidikan.
"Riset itu adalah cerminan suatu bangsa dapat berinovasi. Riset kita kalah bahkan di Asia Tenggara. Jika ada dana Rp10 triliun, riset di Tanah Air pasti akan meningkat."
Sebelumnya, sejumlah guru besar juga menyatakan dukungan pada Prabowo-Hatta.
Di bidang pendidikan Prabowo dan Hatta berjanji memperkuat karakter bangsa yang berkepribadian Pancasila, menjunjung tinggi sifat jujur,
Melakukan realokasi dan peningkatan efisiensi terhadap pos-pos belanja pendidikan dalam APBN yang dipandang tidak efektif dan atau boros.
Melaksanakan wajib belajar 12 tahun dengan biaya negara, menghapus pajak buku pelajaran, menghentikan penggantian buku pelajaran setiap tahun, dan mengembangkan pendidikan jarak jauh terutama untuk daerah yang sulit terjangkau dan miskin.
Prabowo-Hatta juga berjanji untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga pengajar, dan secara masif meningkatkan kualitas pendidikan.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014 diikuti pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.