REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Juru Bicara Tim Pemenangan Capres dan Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristianto menyebut, dari paparan pada debat terakhir, terlihat perbedaan pandangan antara capres Joko Widodo dengan Prabowo Subianto terhadap rakyat.
"Debat capres terakhir membuka kondisi bawah sadar, bagaimana rakyat dilihat Prabowo sebagai 'mulut' yang seolah hanya perlu pangan saja. Sebaliknya, Jokowi sungguh mengerti kehidupan rakyat Indonesia," kata Hasto di Jakarta, Sabtu (6/7) malam WIB.
Wakil sekjen PDI Perjuangan itu menyatakan, pandangan tersebut sejalan dengan hasil potret psikologis terkait dengan motivasi untuk mengadakan afiliasi yang rendah. Selain itu rakyat juga menjadi objek kebijakan.
"Misalnya, terkait dengan kebijakan impor daging sapi, ternyata tidak hanya dikorupsi tetapi rakyat juga harus memikul harga daging yang tinggi," tuturnya.
Dia juga menyesalkan cara pandang yang bertolak belakang itu karena bagi Prabowo-Hatta yang katanya memperjuangkan kehidupan petani, seharusnya melihat rakyat dalam pandangan yang utuh. Di mana rakyat sebagai kesatupaduan antara jiwa dan raga. "Rakyat yang bermanfaat, bukan rakyat dari aspek 'mulut'nya saja," katanya.
Hal itu, tambah dia, berbeda dengan Jokowi, di mana Revolusi Mental menempatkan rakyat sebagai subjek. Blusukan, kata dia, menempatkan rakyat sebagai pemilik negeri yang harus didatangi oleh pemimpinnya.