REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki hari pertama masa tenang pemilihan presiden, materi-materi kampanye masih marak di ruang publik. Selain sisa-sisa spanduk dan poster yang belum bersih seluruhnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mendapat laporan banyaknya iklan kampanye di internet yang belum ditarik.
Anggota Bawaslu Nelson Simanjuntak menyatakan, para partisipan harus proaktif dalam menciptakan ketertiban di masa tenang ini. "Iklan itu kan punya dua sisi, bisa ajakan memilih pihaknya atau juga ajakn untuk tidak memilih pihak lain. Hal tersebut cukup menggangu di masa tenang ini," ujar Nelson sata dihubungi melalui ponselnya, Ahad (5/7).
Menurut Nelson, masa tenang adalah saat di mana seluruh bangsa beristirahat dan merenung. "Biarkan rakyat tenang dan memutuskan pilihan yang terbaik untuk mereka. Selain iklan, Nelson juga menyoroti soal aktivitas kampanye di media sosial. Menurut dia, memang hukum positif di Indonesia belum mengatur hal tersebut. "Tapi kita pakai logika umum saja. Itu cukup menganggu dan sebaiknya dihindari," ujarnya.
Nelson berharap, para kontestan menahan diri di masa tenang ini agar suasana kondusif.
Ada pesan untuk. Dia berpesan, para kontestan siap menang dan siap kalah. "Siapapun nanti presidennya, karena pasti ada pemenangnya, semua pihak harus menerima dengan lapang dada," ujar dia.