Detasemen Kavaleri (Denkav) 5/BLC - Kodam XVI Pattimura mengerahkan sejumlah tank untuk membantu Polda Maluku menghentikan kericuhan antara warga yang terjadi di Kota Ambon, Minggu (11/9).
REPUBLIKA.CO.ID, AMBON - Kodam XVI/Pattimura mensiagakan pasukan sebanyak 1.600 personil/prajurit TNI untuk mengamankan pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres) 9 Juli 2014.
"Kami sudah gelarkan pasukan berjumlah 1.600 personel, dari jumlah itu untuk wilayah Maluku berjumlah 900 personel dan wilayah Maluku Utara berjumlah 700 personel," kata Pangdam XVI/Pattimura Mayjen Meris Wiryadi, disela-sela acara buka puasa bersama dengan warga Kodam XVI/Pattimura, di Ambon, Senin (7/7).
Acara buka puasa bersama dihadiri Gubernur Maluku Said Assagaf, Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, Ketua DPRD Maluku Ftany Sohilauw, Kapolda Maluku Brigjen Pol Murad Ismail, Kasdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Juwono, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Maluku, serta para tokoh agama.
Menurut Pangdam, ribuan personil tersebut digelarkan untuk membantu kepolisian dalam pengamanan Pilpres baik selama pemungutan suara maupun penghitungan suara.
Selain ribuan personil digelarkan, pihaknya juga mensiapkan alutsista antara lain, panser Anoa empat unit, panser Sarachen sepuluh unit, panser Ferret enam unit, alat PHH 644 unit, speed boat (KMC) tiga unit, pesawat Cassa 212-200 satu unit, kapal ADRI XLII satu unit serta pasukan cadangan 700 personil.
Pangdam Meris mengakui, bahwa pendistribusian logistik di pulau-pulau terluar khususnya di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dan Kabupaten Kepulauan Aru memiliki kerawanan tiba di TPS sampai pada H-1, karena hanya menggunakan transportasi laut dengan kondisi cuaca yang ekstrem.
"Untuk pengiriman logistik ke pulau-pulau terluar disiapkan speed boat (KMC) dan melakukan koordinasi dengan TNI Angkatan Laut Lantamal IX/Ambon," ujarnya.
Pangdam juga mengimbau kepada masyarakat di Maluku tidak perlu merasa takut dan berikan kepercayaan kepada aparat TNI dan Polri untuk menjaga keamanan baik selama masa tenang maupun pada saat pemungutan suara dan penghitungan suara.
"Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Maluku agar tidak perlu takut datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan berikan hak suara sesuai hati nurani masing-masing tanpa ada tekanan dari pihak manapun, sehingga proses demokrasi bisa berjalan lancar dan aman," kata Meris.