Home >> >>
Bawaslu Bali Kerahkan 8.999 Relawan
Selasa , 08 Jul 2014, 14:10 WIB
ANTARA FOTO/Rafiuddin Abdul Rahman
Warga Indonesia berpose dengan belakang Calon Capres-Cawapres seusai menyalurkan hak suaranya di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Sabtu (5/7). Sebanyak 420,643 orang yang menetap di Kuala Lumur dari seluruh Malaysia untuk mencoblos hari ini dan besok, Mingg

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali menurunkan ribuan relawannya untuk melakukan pengawasan Pilpres 2014.

''Ada sebanyak 8.999 relawan yang akan membantu kita mengawasi pemilu,'' kata Ketua Bawaslu, I Ketut Rudia, Selasa (8/7), di Bali.

Relawan tersebut akan memantau hingga penghitungan suara selesai, dan menjamin tidak ada kecurangan yang terjadi.

Ia melanjutkan, hingga kini belum ada laporan terkait pelanggaran yang masuk ke Bawaslu selama pengawasan. Distribusi logistik pun terbilang baik, dalam artian tidak ada kendala.

''H-1 sudah didistribusikan ke desa-desa,'' kata dia.

Tidak adanya laporan kecurangan membuat Bawaslu optimis Bali dapat melaksanakan Pilpres 2014 dengan aman dan tertib. Namun, Bawaslu beserta sejumlah elemen pemerintahan yang berhubungan dengan pelaksanaan Pilpres, tetap melakukan pengawasan secara optimal.

''Jadi itu upaya kita,'' kata dia.

Mengenai pendatang Bali yang tidak memilih, menurut Ketut sudah dipikirkan. Pemilih pendatang, selama memenuhi ketentuan yang berlaku akan difasilitasi untuk memilih.

''Tapi harus lapor jauh-jauh hari, misalnya dia DPT di Banyuwangi, terus ingin memilih di Bali, ya harus di kordinasikan dengan pihak setempat minimal lima hari sebelum hari H,'' kata dia.

Dengan adanya relawan pengawas pemilu, para pendatang ini diharapkan tidak menjadi lumbung kecurangan suara. Bawaslu beserta KPU telah mengordinasikannya dengan kecamatan untuk melakukan pengawasan ketat.

Redaktur : M Akbar
Reporter : Wahyu Syahputra
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar