Home >> >>
Puluhan Artis Datangi KPU
Selasa , 08 Jul 2014, 14:23 WIB
antara
Puluhan artis yang tergabung dalam Suara Masyarakat Untuk Pilpres Jujur membacakan petisi Lawan Pilpres Curang di KPU Jakarta, Selasa (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan artis, seniman, sutradara, dan profesional muda yang menamakan diri 'Suara Masyarakat untuk Pemilih Jujur' menyambagi kantor KPU pusat, Jakarta Pusat, Selasa (8/7) siang. Mereka meminta KPU untuk melaksanakan proses pemungutan dan pengitungan suara yang bersih, jujur, dan adil.

"Kami dari suara masyarakat untuk pemilih jujur dengan hormat meminta kepada bapak Husni Kamil Manik agar menjalankan proses pemilu yang jujur dan bersih," ucap sutradara film, Nia Dinata saat membacakan pernyataan sikap di kantor KPU.

Selain Nia, tampak hadir Abdee (Slank), Djajang C Noer, Olga Lydia, Oppy Andaresta, Joko Anwar, Indra Bekti, J Flow, dan beberapa seniman lainnya.

Mereka juga meminta KPU dan pemerintah untuk menciptakan situasi yang kondusif pada hari pencoblosan besok. Sehingga masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya tanpa diintimidasi kelompok tertentu.

Mereka juga meminta pemerintah untuk tidak tinggal diam terhadap masalah tersebut. Mereka meminta presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengawal proses pemilu secara adil dan bersih. 

Mereka menyinggung kasus ribuan warga negara Indonesia (WNI) di Hong Kong yang kehilangan hak pilihnya. Pemerintah pun diminta bertanggung jawab.

"Kami berharap pemerintah bisa melaksanakan pemilu yang mandiri jujur bersih dan adil. Kami berharap kepada Bapak Presiden SBY agar bersedia mengawal proses pemilu ini demi berlangsungnya demokrasi yang bersih," ujar Nia.

Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah yang menerima rombongan artis mengatakan, berkomitmen akan menyelenggarakan pemilu dengan jujur, adil, berintegritas, secara independen dan netral. KPU juga meminta masyarakat mendukung penyelenggara di lapangan untuk menciptakan pemilu yang bersih.

"Kami berharap semua komponen bangsa sama-sama mengawasi pelaksanaan pemungutan suara. Kalau ditemukan potensi atau kecurangan segera laporkan ke petugas di lapangan atau Bawaslu," kata Ferry. 

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Ira Sasmita
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar