Home >> >>
Polri Fokus Perketat Daerah Rawan Konflik Saat Pilpres
Selasa , 08 Jul 2014, 18:40 WIB
CARI Jumat, 06 Juni 2014 mis Home Republika Newsroom
Anggota Polri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia fokus memperketat pengamanan di daerah rawan konflik saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Rabu (9/7).

"Kami perketat dan terus dilakukan pemantauan, bila ada kejadian akan langsung diantisipasi secepatnya," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Ronny Franky Sompie di Jakarta, Selasa (8/7).

Menyusul rilis "Indonesia Police Watch" (IPW) menyebutkan empat daerah yang dinilai rawan konflik seperti Jawa Timur, Solo Raya, Yogyakarta dan Jakarta, dengan eskalasi massa pendukung capres-cawapres semakin tinggi, kata dia, akan diantisipasi.

"Langkah antisipasi tetap kita laksanakan dan apabila terjadi konflik maka langkah yang dilakukan akan mengamankan para pelakunya," ujar Ronny.

Saat ditanyai langkah apa yang dilakukan saat terjadi konflik, Ronny menuturkan tetap koordinasi antara kepolisian, masyarakat dan pihak terkait agar konflik tidak meluas.

"Kami berharap tidak ada konflik yang lahir dari Pilpres ini, aman dan berjalan sesuai harapan kita semua," tutur perwira tinggi itu.

Ia juga menyebutkan kekuatan pengamanan Pilpres 2014 telah diterjunkan 254 ribu anggota polisi tersebar pada 31 Polda dan 450 Polres untuk menjalankan Operasi Mantap Brata selama pilpres berlangsung.

"Malam nanti semua anggota polisi yang di tempatkan di tempat pemungutan suara akan mulai bertugas termasuk mengecek dan mensterilkan TPS," katanya.

Pilpres diikuti dua pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Nomor urut satu adalah pasangan Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa, sedang nomor urut dua pasangan Joko Widodo dengan M Jusuf Kalla.

Redaktur : Yudha Manggala P Putra
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar