REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekuatan masyarakat Sipil akan mengawasi adanya kecurangan pada pilpres. Masyarakat tidak ingin agenda lima tahunan ini dinodai oleh aksi pihak yang tidak bertanggungjawab.
Tim pemenangan Jokowi-JK, Ferry Mursyidan Baldan, menegaskan masyarakat sudah bosan dengan kecurangan - kecurangan pada pemilu. Mereka menginginkan pemilu kali ini melahirkan Pemimpin yang diharapkan masyarakat. "Kami berharap semua pihak bisa menahan diri dan tidak memanfaatkan aparat negara untuk merusak demokrasi," ujar Ferry, di Jakarta, Selasa (8/7).
Wartawan investigasi AS, Allan Nairn dalam blognya, kemarin menulis bahwa Kopassus dan Badan Intelijen Nasional (BIN) terlibat dalam operasi rahasia guna mempengaruhi pemilihan presiden. Menurut laporan-laporan yang terdokumentasikan tentang pertemuan-pertemuan di markas Kopassus belakangan ini, tulis Allan, operasi tersebut dirancang untuk menjamin kemenangan Jenderal Prabowo pada 9 Juli.
Ketua DPP Hanura, Yuddy Chrisnandi, mengatakan sangat naif jika fakta memang mengarah ke sana, padahal kedua pasangan capres sama-sama punya kans untuk dipilih oleh rakyat. "Jika memang apa yang ditulis Allan benar, maka lembaga negara sendiri yang akhirnya merusak tatanan demokrasi yang sama-sama telah kita bangun," ujarnya.
Dia minta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan sinyalemen tersebut. "Jangan sekali-kali menganggap sepele, hanya karena Allan adalah wartawan asing," tambah Yuddy.
Pihaknya yakin para pendukung Jokowi, terutama para relawan bertekad menyukseskan pilpres dengan bersih dan bergairah. Jangan sampai muncul tabiat jahat dengan bermain curang dalam pilpres ini, apalagi sampai memanfaatkan Kopassus dan BIN. "Kita tidak ingin people power melawan kecurangan-kecurangan itu," tegasnya. Erdy Nasrul