Home >> >>
Wah Gara-Gara Piala Dunia, TPS Di Lampung Masih Sepi Pemilih
Rabu , 09 Jul 2014, 08:32 WIB
Warga memasukkan surat suara ke dalam kotak dalam pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif ulang di TPS 20, Desa Banteng, Ciampea, Kabupaten Bogor, Ahad (13/4). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Gara-gara nonton piala dunia 2014 Rabu (9/7) dini hari, tempat pemungutan suara (TPS) yang telah dibuka pukul 07.00WIB, masih sepi pemilih. Petugas KPPS terpaksa berulang kali menggunakan pengeras suara masjid untuk mengundang masyarakat mendatangi TPS.

Pemantauan Republika di beberapa TPS di kawasan Kemiling, Bandar Lampung, masih sepi dari masyarakat pemilih. Kursi-kursi yang telah disediakan panitia di bawah tenda, masih kosong melompong. Pemilih yang datang masih didominasi ibu rumah tangga, yang kebetulan hendak ke pasar.

Sedangkan pemilih dari kalangan bapak-bapak dan pemilih pemula, belum banyak terlihat. Belum datangnya sebagian pemilih pada pagi hari ini, lantaran mereka asyik nonton pertandingan sepak bola piala dunia Jerman melawan Brasil hingga waktu Sahur tiba.

Menurut Gito, petugas KPPS TPS 03 Beringin Jaya, sejak TPS dibuka pada pukul 7.00 WIB masyarakat belum banyak yang berduyun-duyun datang seperti pada pemilihan calon anggota legislatif dan pemilihan gubernur 9 April lalu. "Ini mungkin masih tidur gara-gara nonton piala dunia," kata dia.

Ia optimistis masyarakat pemilih akan datang ke TPS pada siang hari, karena hari pencoblosan pemiliha presiden ini ditetapkan hari libur. "Saya yakin siang nanti banyak yang datang," ujarnya.


Redaktur : M Akbar
Reporter : Mursalin Yasland
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar