Masa yang tergabung dalam Kaukus Muda Indonesia (KMI) menggelar aksi unjuk rasa menentang politik uang di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (4/4).
REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI--Sejumlah relawan tim sukses dari masing-masing kubu calon presiden dan wakil presiden di Kota Bekasi, Jawa Barat, menjanjikan sejumlah kompensasi bagi masyarakat yang pro aktif melaporkan adanya kecurangan politik uang selama proses pemungutan suara berlangsung.
"Saat ini indikasi kecurangan dengan politik uang sudah sedemikian masif dan sistemik di Kota Bekasi. Kami imbau masyarakat waspada," kata Ketua Relawan Indonesia Hebat kubu Jokowi-Jusuf Kalla Kota Bekasi, Deny Bratha, di Bekasi, Rabu.
Menurut dia, indikasi kecurangan itu telah melibatkan sejumlah perangkat kelurahan dan kecamatan setempat demi memenangkan kandidat lawan. "Bahkan diduga melibatkan perangkat kelurahan, sebab aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memperbolehkan seorang kepala daerah untuk memimpin tim suksesnya, termasuk Wali Kota Bekasi," katanya.
Pihaknya mengaku telah menyiapkan dana kompensasi Rp 3 juta bagi masyarakat yang proaktif melaporkan dan menangkap tangan pelaku kecurangan itu.
"Kami mengimbau agar semua waspada. Siapapun yang dapat menangkap tangan para pelaku politik uang dan bisa menyerahkannya ke aparat berwajib, kami akan memberikan hadiah uang sejumlah Rp 3 Juta," katanya.
Humas Relawan Merah Putih pendukung Prabowo-Hatta, Ariyanto Hendrata, mengimbau seluruh jajarannya dan masyarakat untuk mengintensifkan pengawasan terhadap berbagai indikasi kecurangan Pemilu mulai dari pemungutan suara hingga distribusi menuju kantor KPU.
"Fokus saat ini untuk pengamanan suara. Menjaga jangan sampai pemilih-pemilih kita direbut politik uang," ujarnya.
Politikus PKS itu mengatakan, sudah muncul rumor mengenai adanya praktik politik uang, khususnya para pemilih yang berekonomi lemah dan di perkampungan. "Sejauh ini pemantauan di lapangan sudah bagus. Namun semua tetap waspada," katanya.
Ariyanto menambahkan, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) harus sudah mulai siap mengantisipasi adanya permainan politik uang selama waktu pemilihan berlangsung. "Bisa juga melalui modus lain seperti serangan sembako," katanya.