REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hajatan demokrasi lima tahunan Indonesia tidak luput dari pemberitaan berbagai media asing. Sebagian besar melaporkan kemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla versi hitung cepat.
Reuters melaporkan berdasarkan 90 persen suara yang masuk, hitung cepat menunjukkan Jokowi memimpin sekitar lima persen. Selama tiga kali menyelenggarakan pemilihan presiden langsung, hasil kali ini bisa dibilang merupakan selisih yang paling sedikit.
Kurang dari dua jam setelah tempat pemungutan suara ditutup, Jokowi menyampaikan pidato kemenangan. "Kami berterima kasih atas hasil hitung cepat. Sampai saat ini, hasil hitung cepat menunjukkan Jokowi-JK menang," ujar Jokowi kepada wartawan.
Menurut Reuters, kampanye pemilu presiden 2014 merupakan yang 'terkotor' dan paling tegang dalam sejarah Indonesia. Terdapat kekhawatiran terjadi kekerasan, tapi sejauh ini tidak ada laporan kekerasan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan kedua pihak agar menerima apapun hasilnya.
Satu jam setelah pernyataan Jokowi, kubu Prabowo juga menyatakan kemenangan."Hitung cepat menunjukkan kami, Prabowo-Hatta menerima dukungan dan mandat dari rakyat Indonesia. Tapi kami akan menunggu hingga semua data masuk," kata Prabowo.
Prabowo akan menyatakan sikap jika 90 persen data telah masuk. Menurut kantor berita Xinhua, hitung cepat yang dilakukan Polmark menunjukkan Jokowi memperoleh 52,96 persen suara dan Prabowo 47,04 persen. Sedangkan hitung cepat versi JSI menunjukkan Prabowo unggul dengan 50,57 persen dan Jokowi-JK memperoleh 49,43 persen suara. Hitung cepat yang dilakukan SMRC menunjukkan Jokowi mendapat 52,8 persen suara dan Prabowo 47,20 persen.
Sydney Morning Herald juga mengutip ucapan ketua umum PDI-P Megawati yang mendeklarasikan Jokowi sebagai presiden 2014-2019.
Ibunda Jokowi Sujiatmi Notomiharjo juga turut mengomentari kemenangan putranya versi hitung cepat. "Lakukan kewajibanmu dengan bijak karena kamu sudah menjadi presiden Nak," ujarnya dalam bahasa Jawa.
Seorang warga Glodok Hery Wijaya mengatakan dia memilih Jokowi karena menurutnya Jokowi adalah pemimpin yang lahir dari rakyat untuk rakyat. Sedangkan Eti, penjual di Tanah Abang mengungkapkan dia memilih Prabowo Subianto karena jenderal militer itu lekat dengan sosok Soeharto.
"Dia tegas, dia dari militer. Saya ingin Indonesia bangkit, bersemangat, bukan payah seperti saat ini. Saya ingin pemimpin yang tegas," kata dia.
Sydney Morning Herald mengutip hasil hitung cepat dari LSI dan CSIS. Hitung cepat LSI menunjukkan Jokowi-JK memperoleh 53,38 persen suara. Prabowo-Hatta memperoleh 46,62 persen suara. CSIS juga memenangkan Jokowi-JK dengan 52,2 persen dan Prabowo-Hatta 47,8 persen.
Sebanyak 190 juta warga tercatat sebagai pemilih. Sebanyak 30 persen di antaranya merupakan pemilih pemula. Pemilu dilaksanakan di 479.183 tempat pemungutan suara di 8.000 pulau di Indonesia.
New York Times mengatakan berbagai hasil penghitungan cepat tersebut biasanya sangat akurat, berdasarkan pengalaman sebelumnya.