REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua KPU, Husni Kamil Manik mengatakan tidak mudah untuk mengakomodasi pemilih berpindah (mobile). Hal ini Husmi saat berkunjung ke TPS Rumah Sakit Persahabatan, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (9/7).
Sama seperti Lapas Cipinang, RS Persahabatan juga mengalami kekurangan surat suara. Ketua PPS Pisangan Timur, Ida Bagus Ngurah Wijaya Sentosa mengatakan jumlah pemilih di RS tersebut adalah 96 orang, terdiri dari karyawan yang bertugas pada saat Pilpres dan ditambah pasien. Jumlah tersebut diakui Wijaya tidak terpenuhi oleh kuota surat suara yang diterima. "Dibantu 100 dari TPS keliling. Pada saat tutup, kalau ada sisa dikembalikan ke TPS keliling," kata Wijaya saat menemui Husni di RS Persahabatan.
Mengenai kekurangan ini, Husni mengatakan bahwa KPU diperintahkan untuk mencetak surat suara sebanyak DPT plus dua persen dari DPT untuk menjadi cadangan. "Apabila dicetak lebih dari itu maka KPU akan diancam diberi pidana. Itu menjadi keterbatasan kita. Jadi UU itu juga menjadi faktor pembatas," kata Husni kepada wartawan.
"Kan kita nggak tahu berapa orang yang akan sakit," ujarnya menambahkan.
Tahanan dan pasien rumah sakit termasuk dalam pemilih mobile.