REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok menginginkan presiden terpilih meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan sebaik-baiknya.
"Siapa pun yang menang memiliki kewajiban untuk mempersiapkan dan meningkatkan SDM kita dengan baik dan matang, karena pada 2025 nanti kita akan menghadapi bonus demografi," katanya usai mecoblos di Muara Karang, Jakarta Utara, Rabu.
Menurut dia, partisipasi Indonesia sebagai salah satu masyarakat ekonomi Asia Tenggara sangat menuntut SDM yang berkualitas baik, matang, dan profesional dalam bekerja.
"Contoh kecil, saat ini sudah banyak orang Thailand yang belajar Bahasa Indonesia, bahkan ada juga yang sudah mempelajari teknik-teknik dagang di Indonesia. Hal-hal seperti ini lah yang harus diantisipasi. Jangan sampai kita ketinggalan," ujar Ahok.
Selain menyangkut SDM, dia juga mengharapkan agar kedepannya hubungan sekaligus koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah semakin terjalin dengan baik.
"Apalagi kita punya banyak sekali rencana untuk membangun berbagai infrastruktur di Jakarta, seperti membangun bandara baru, pelabuhan, reklamasi pulau, transportasi dan lain-lain. Kita harap koordinasi dengan pemerintah pusat semakin baik," tutur Ahok.
Sementara itu, dia mengaku tidak terlalu mempersoalkan siapa yang akan menjadi presiden dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden.
"Siapa pun presidennya tidak jadi masalah, baik Prabowo-Hatta atau Jokowi-JK, yang penting gampang diajak komunikasi. Lagipula, saya juga sudah mengenal mereka semua, jadi nanti tinggal koordinasinya saja," ungkap Ahok.
Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).