REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajak seluruh warga bangsa bersatu kembali usai pemungutan suara pemilu presiden. "Sudah saatnya warga Indonesia bersatu kembali. Tidak elok jika ada perbedaan sikap politik yang menjurus pada pertikaian horizontal," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj di Jakarta, Kamis (10/7).
Said Aqil mengatakan dengan selesai kampanye politik dan pemilihan langsung, perlu disusul dengan menumbuhkan sikap santun, tenang, dan menguatkan persaudaraan antarsesama, persaudaraan dalam dimensi kebangsaan. "Sudah saatnya kita rukun kembali, menjaga toleransi dan perdamaian. Prinsipnya sesama warga Indonesia perlu merekatkan kembali rasa bersaudara, setanah air, dan sebangsa," katanya.
PBNU meminta kepada seluruh media massa untuk ikut aktif menjaga suasana agar tidak larut dalam potensi konflik pascapilpres, Rabu (9/7). PBNU juga mengapresiasi antusiasme warga dalam mengikuti pilpres.
Said Aqil mengatakan pada 9 Juli 2014 menjadi sejarah penting bahwa warga Indonesia mampu berpolitik secara sehat, santun, cerdas, dan elegan. "Politik tidak hanya milik kelompok elit, namun juga milik seluruh warga," kata kiai bergelar doktor lulusan Universitas Ummul Qura, Mekkah, Arab Saudi itu.
Terkait dengan hasil pilpres, PBNU mengajak semua pihak bersabar menunggu hasil penghitungan yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang akan diumumkan pada 22 Juli mendatang. "Kita menghormati sumbangsih survei dalam kehidupan demokrasi, namun demikian yang dianut sesuai undang-undang adalah perhitungan di KPU," kata Said Aqil.
Untuk itu, PBNU meminta KPU agar menjalankan proses penghitungan suara dengan berdasar amanah, tugas, dan kejujuran. "Jujur untuk mengumumkan siapa yang menang, siapa yang kalah dengan data dan validasi yang dapat dipertanggungjawabkan," kata Said Aqil.