REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu petinggi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Ja’far menanggapi aksi saling klaim menang kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden berdasar hasil quick count. Menurut Marwan, hasil quick count tidak akan jauh berbeda dengan real count.
“Kami yakin quick count yang ada di pak Jokowi insyaallah sama dengan real count,” ujar Marwan, Kamis (10/7) di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat.
Oleh karena itu, kata Marwan, meminta persoalan saling klaim kemenangan tidak perlu diributkan. Pasalnya, lanjut Marwan, keributan tersebut bisa jadi hal-hal yang sifatnya dapat menghambat kemenangan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Marwan berasumsi bahwa ada indikasi penjegalan atas kemenangan Jokowi-Jusuf Kalla. Menurutnya, hasil quick count kurang lebih sekitar 5 persen keunggulan dari Jokowi dan Jusuf Kalla. Lima persen tersebut, tutur Marwan, kurang lebih tujuh juta suara.
Menurut Marwan, tujuh juta suara merupakan suara yang besar. Dengan demikian, kata Marwan, PKB sebagai partai pengusung dan pendukung telah menginstruksikan kepada seluruh kader partai koalisi baik tingkat daerah sampai desa agar mengawal perjalanan surat suara yang akan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Marwan juga berharap tidak hanya kepada kader partai dalam mengawal surat suara tersebut. Namun, Marwan juga meminta kepada seluruh relawan dan elemn bangsa agar ikut serta mengawal surat suara sampai ke KPU.
Selain itu, Marwan juga meminta kepada KPU agar tetap bersikap netral. Menurutnya, netralitas KPU penting untuk rakyat Indonesia. Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) juga diminta oleh Marwan juga bersikap netral.
Marwan menekankan kepada seluruh jajaran untuk melakukan pengawasan secara ketat terhadap apa yang ada di KPU terutama IT. Menururnya, “IT sangat mungkin terjadi kecurangan-kecurangan dan manipulasi,” tegasnya.