REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Polrestabes Surabaya meminta kedua kubu tim sukses capres-cawapres tidak menggelar konvoi kemenangan di Kota Surabaya. Larangan tersebut untuk mengantisipasi gangguan keamanan sebelum hasil resmi perhitungan suara diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Setija Julianta mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan tim sukses kedua kubu untuk meminta agar menjaga kondisi Surabaya tetap kondusif. Kedua tim sukses pun sepakat untuk tidak melakukan konvoi untuk merayakan kemenangan. "Kami akan menggelar razia gabungan maupun patroli untuk mengantisipasi adanya konvoi," ujarnya ditemui Kamis (10/7).
Polrestabes Surabaya melakukan upaya persuasif kepada tim sukses setelah dua kubu Capres-cawapres mengklaim kemenangan. Klaim kemenangan tersebut diberikan karena perbedaan hasil hitung cepat lembaga survei. "Kami sudah berkoordinasi dengan pimpinan tim sukses dan mereka sepakat untuk menjaga Surabaya tetap aman dan kondusif," ujar Setija.
Upaya pengamanan yang dilakukan Polrestabes selama pasca pilpres tetap menggunakan standar siaga 1. Tim gabungan dari polisi, TNI, dan Linmas mulai berpatroli di Kota Surabaya, Kamis ini. "Perhitungan suara saat ini masih berlangsung di PPS (Panitia Pemungutan Suara), kami akan memastikan situasi aman dan kondusif," ungkapnya.
Sementara itu, Polrestabes Surabaya menerjunkan hingga 1.547 personel untuk mengamankan rekapitulasi suara. Setiap PPS akan dijaga empat personel kepolisian selama 24 jam selama masih ada perhitungan suara. Setija mengatakan personel kepolisian akan mengawal setiap pergeseran perhitungan suara hingga ke KPU.