REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar meminta polisi mengantisipasi kemungkinan terjadinya aksi peretasan terhadap tabulasi nasional dan teknologi informasi Komisi Pemilihan Umum.
"Kepolisian harus mengantisipasi agar tidak ada 'hacker' (peretas) yang mengganggu proses tabulasi nasional dan jaringan IT KPU," kata Muhaimin dalam acara Doa Bersama untuk Indonesia di Kantor DPP PKB di Jakarta, Kamis.
Muhaimin juga meminta polisi mengantisipasi kemungkinan adanya pihak-pihak yang bermaksud membuat kericuhan di tengah kondisi yang relatif tenang pascapemungutan suara.
Di sisi lain, kata Muhaimin, harus ada kerja sama antarpartai pengusung masing-masing capres-cawapres untuk mengawal semua proses penghitungan manual yang dilakukan KPU secara objektif dan lapang dada.
Kepada jajaran PKB, Muhaimin menginstruksikan agar mengawal perolehan suara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang menurut mayoritas hasil hitung cepat tampil sebagai pemenang Pilpres 2014.
"Semua jajaran pengurus PKB dari ranting sampai pusat harus siaga satu, berdoa bersama, dan mengawasi penghitungan manual yang sedang berjalan," katanya.
Muhaimin juga menyampaikan terima kasih kepada warga NU dan seluruh rakyat Indonesia yang telah berjuang untuk memenangkan Jokowi-JK.
"Terima kasih pada warga NU, kader dan pengurus PKB, para caleg, relawan, dan seluruh rakyat Indonesia yang telah membantu memenangkan pasangan Jokowi-JK," tambahnya.