Home >> >>
Setelah Muhammadiyah, Jokowi Lanjut ke PBNU
Jumat , 11 Jul 2014, 16:03 WIB
Agung Supriyanto/Republika
Joko Widodo memberikan pidatonya kepada ribuan pendukungnya di Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Joko Widodo (Jokowi) melakukan silaturahim ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (11/7). Sebelumnya, ia menyambangi kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah.

Di kantor ormas Islam tersebut, Jokowi melakukan pertemuan tertutup dengan Wakil Ketua Umum PBNU As'ad Said Ali, Wakil Sekertaris Jenderal PBNU Marsudi Syuhud, Ketua Lembaga Kesehatan PBNU Imam Rasjidi, Ketua RMI Miftah Faqih MA dan Bendahara Umum PBNU Bina Suhendra. 

Ditemani Anies Baswedan, Jokowi mengatakan, mendapat pesan dari para tokoh NU. yaitu, agar sabar dan tawakal menunggu pengumuman resmi pemenang pilpres dari KPU. 

"Pesannya sabar dan tawakal. Pesan itu yang saya pegang," ujarnya yang mengenakan koko putih dan peci hitam.

Waketum PBNU As'ad Said Ali mengatakan, Jokowi sempat mengucapkan terima kasih atas doa warga NU. Sebab, yang memilihnya pada pilpres kebanyakan warga NU.

As'ad juga mengomentari adanya perbedaan hasil hitung cepat dari sejumlah lembaga survei. Menurut dia hal itu terjadi karena ada perbedaan metodologi.

Harusnya, ujar As'ad, semua lembaga survei patuh pada standar ilmiah yang telah disepakati.

Namun, ketika ditanya lembaga survei mana yang dia percayai, As'ad enggan membocorkan secara gamblang. "Rahasia pribadi. Yang jelas, yang banyak yang mana? Yang banyak yang sudah biasa," ujarnya.

Dia mengatakan, dalam pertarungan memperebutkan kursi RI 1, mungkin ada pihak-pihak yang berambisi meraih kekuasaan. Ambisi itu bisa jadi telah membutakan mata seseorang sehingga berlaku tidak jujur. 

"Tapi dia punya akal dan batin yang akan menuntun pada jalan yang benar. Saya yakin akan kembali ke situ," ucapnya.

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Halimatus Sa'diyah
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar