Home >> >>
Ini Poin-Poin Bantahan atas Keanehan Quick Count Menangkan Jokowi
Jumat , 11 Jul 2014, 17:26 WIB
Republika/Prayogi
Pilpres 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI), Dodi Ambardi, mengatakan penilaian yang mengungkapkan kejanggalan hasil hitung cepat atau quick count yang untungkan pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Joko Widodo - Jusuf Kalla cukup aneh.

"Pernyataan seorang peneliti opini publik, Agung Prihatna, bahwa hasil 'quick count' lembaga survei yang berafiliasi Jokowi-JK, seperti CSIS-Cyrus, SMRC, Litbang Kompas dan RRI adalah tuduhan tidak berdasar," kata Dodi di Jakarta, Jumat.

Sebagai seorang peneliti opini publik, Agung perlu membuktikan tuduhannya tersebut. RRI, Kompas, SMRC dan CSIS jelas lembaga yang kredibel dalam melakukan survei dan independen serta tidak berafiliasi dengan tim kampanye manapun.

Kedua, lanjut dia, pernyataan Agung Prihatna soal pengkondisian sebelum Pilpres juga sangat aneh. Lembaga survei hanya gambarkan perilaku pemilih pada saat survei dilakukan.

"Ketika lembaga survei perlihatkan keunggulan Jokowi, tapi pada saat yang bersamaan juga tampilkan data 'undecided voter'. Selain itu, digambarkan juga adanya pemilih yang bisa berubah pilihannya. 'Undecide voter' bisa tentukan pilihannya dalam hari hari sebelum pemilihan," ucapnya.

Ketiga, pernyataan Agung terkait klaim kemenangan sepihak tatkala data masih 70 persen, dianggap mengada-ada karena klaim kemenangan itu setelah hasil hitung cepat Kompas sudah dinyatakan ditutup dengan keunggulan Jokowi.

"Data masuk mencukupi ketika distribusi suara sudah terlihat stabil. Dan, ini terlihat stabil sampai data sudah mencapai 99-100 persen," jelasnya.

Pengamat sekaligus Dosen Ilmu Politik Unair, Haryadi, menuturkan pandangan yang menyatakan adanya pengkondisian dari hasil hitung cepat yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei yang memenangkan pasangan Jokowi-Jk terlalu sederhana.

"Sepengetahuan saya, lembaga survei yang mendanai dirinya sendiri salah satunya adalah Litbang Kompas. Namun, seperti kita ketahui hasil quick count yang dilakukan Litbang Kompas juga menunjukkan keunggulan Jokowi-JK," kata Haryadi.

Oleh karena itu, terkait soal pengkondisian sangatlah gegabah jika dikaitkan dengan sumber pendanaan. ''Tidak ada korelasi positif yang jelas dan tuntas bahwa sumber pendanaan menentukan kredibilitas hasil hitung cepat yang dilakukan lembaga survei,'' ujarnya.

Redaktur : Didi Purwadi
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar