Home >> >>
Agar Tetap Tenang, Polda DIY Tidak Ijinkan Konvoi Kemenangan Capres
Sabtu , 12 Jul 2014, 07:04 WIB
CARI Jumat, 06 Juni 2014 mis Home Republika Newsroom
Anggota Polri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta tidak akan memberikan ijin untuk konvoi kemenangan calon presiden guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

Kapolda DIY Brigjen Pol Haka Astana di Gunung Kidul, Sabtu, mengatakan pihaknya tidak akan memberikan ijin untuk diadakan konvoi kemenangan di wilayah hukumnya.

"Saya tegaskan tidak akan memberikan ijin konvoi," katanya.
(Baca: Prabowo Yakin Unggul 4 Persen di 'Real Count' tapi Serahkan Keputusan ke KPU)

Dia berharap masing-masing pihak hendaknya menunggu sampai pengumuman yang akan dilakukan Komisi Pemilihan Umum 22 Juli mendatang siapa pemenang dalam Pemilu Presiden 2014.

"Saya meminta masyarakat tetap tenang, menjaga diri agar suasana tetap aman. "Nek menang ojo umuk, nek kalah ojo ngamuk" (kalau menang jangan sombong, kalau kalah jangan mengamuk)," kata dia.

Haka mengatakan, situasi di DIY masih terkendali. Namun demikian, pihaknya tetap menyiapkan pasukan untuk berusiaga untuk kejadian yang tidak diinginkan. (Baca: Koalisi Merah-Putih Akui Kemenangan Jokowi-JK di Surabaya)

"Kami menyiapkan 6.564 personel, yang terdiri pasukan yang berjaga di TPS dan cadangan,dibantu dari TNI," kata dia.

Sementara itu, Kapolres Gunung Kidul, AKBP Faried Zulkarnaen menambahkan untuk kedua kubu di wilayah Gunung Kidul, pihaknya tidak mempermasalahkannya. (Baca: Soal Pernyataan Burhanudin Muhtadi, Fadli Zon: Tidak Perlu Ada Pengepungan)

"Saya sudah komunikasi dengan masing-masing timses, agar kegiatan itu dilaksanakan, tidak turun ke jalan, dan hanya dilakukan di masing-masing kantor," kata dia.

Selain itu, dia meminta masyarakat tetap tenang menjaga situasi dan tidak mudah terprovokasi.

Redaktur : Julkifli Marbun
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar