Petugas melakukan proses pemindaian dan input data formulir model C1 yang digunakan oleh petugas di setiap tempat pemungutan suara (TPS) sebagai media pencatatan jumlah pemilih berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT)
REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG AMPEK -- Hasil hitung cepat (quick count) pilpres 9 Juli telah membingungkan masyarakat di Pasaman Barat, Sumatra Barat.
"Membingungkan, kita jadi heran kenapa ini bisa terjadi dan baru kali ini kandidat merasa menang lebih awal," kata salah seorang warga Simpang Ampek, Budi, Sabtu (12/7).
Menurutnya, perolehan suara yang dikeluarkan beberapa lembaga survei di televisi berbeda-beda dan tidak ada yang sama. Sehingga membuat warga bertanya-tanya.
Apalagi, kedua tim pemenangan capres-cawapres saling klaim menang. Bahkan ada yang sudah menggelar syukuran.
"Bahkan di masing-masing televisi juga hasil hitung cepat berbeda. Ini jelas membingungkan kita sebagai warga," katanya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pasaman Barat, Syafrinaldi mengatakan warga sering bertanya mengenai siapa yang menang pemilu.
"Kita tidak bisa memberikan jawaban karena tahapan penghitung suara belum sampai ke KPU kabupaten, apalagi secara nasional," katanya.
Ia menyarankan kepada masing-masing tim sukses dan masyarakat agar bersabar menunggu hasil rekapitulasi di KPU pada 22 Juli. Sebab, perolehan lembaga survei itu bukan hasil suara resmi atau yang sah.
"Masyarakat harus mengetahuinya secara jelas, penghitungan perolehan suara yang diakui adalah yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU)," jelasnya.