Petugas melakukan proses pemindaian dan input data formulir model C1 yang digunakan oleh petugas di setiap tempat pemungutan suara (TPS) sebagai media pencatatan jumlah pemilih berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT)
REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Fungsionaris DPD PDI Perjuangan Sulawesi Tenggara, Nursalam Lada meminta masyarakat untuk bersabar menunggu pengumuman resmi KPU soal hasil pilpres 9 Juli 2014.
"Kita harapkan masyarakat tidak terpengaruh dengan hasil hitung cepat perhitungan suara pilpres oleh sejumlah lembaga survei yang berbeda-beda," katanya di Kendari.
Menurtunya, hasil hitung cepat yang memunculkan dua versi pemenang pilpres hanya akan menimbulkan pertentangan di tengah masyarakat.
Karenanya, ia pun meminta masyarakat agar ikut berpartisipasi mengawasi hasil perhitungan suara pilpres. Mulai dari tingkat TPS, PPS, PPK hingga KPU. Sehingga tak terjadi kecurangan pilpres oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Mengawasi hasil perhitungan suara pilpres ini menjadi sangat penting, untuk mencegah berbagai kecurangan. Terutama menyangkut hasil perhitungan suara," katanya.
Menurut dia, kecurangan dalam pilpres terutama manipulasi hasil perhitungan suara bisa menghasilkan pemimpin bangsa yang tidak dikehendaki rakyat.
Sebab kehendak rakyat yang sesungguhnya kata dia sudah dituangkan dalam kertas surat suara saat mencoblos di dalam bilik TPS.
"Makanya, suara rakyat harus dijaga ketat, karena hal itu cerminan dari kehendak rakyat soal calon pemimpin yang akan memimpin bangsa ini lima tahun ke depan," katanya.