Peneliti UI Pertanyakan Independensi Lembaga Survei Komersil
Ahad , 13 Jul 2014, 17:11 WIB
Republika/Aditya Pradana Putra
Kameramen mengambil gambar penyampaian hasil riset Lembaga survei Pusat Data Bersatu (PDB) dengan tema 'Persaingan Capres Siapa Menang di Tikungan Akhir' di Jakarta, Kamis (3/7).(Republika/Aditya Pradana Putra)
REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Peneliti Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Rizal E Halim menyesalkan pernyataan Direktur Eksekutif Lembaga Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi yang menuduh KPU curang jika hasil Pilpres tidak sesuai dengan hasil quick count.
"Bagaimana logikanya quick count dengan 1.000 sampai dengan 2.000 sampel TPS dipandang lebih akurat dibanding perhitungan riil yang mencapai sekitar 470 ribu TPS. Logika mana yang bisa membenarkan itu," tanya Rizal menanggapi pernyataan Burhanuddin di Depok, Ahad (13/7).
Ia mengatakan biasanya salah satu ciri khas penelitian adalah humble dalam menyampaikan kelemahan-kelemahan penelitian yang dilakukan. Bukan sebaliknya mengumbar apa yang dilakukan merupakan yang terbaik padahal bisa jadi justru sangat keliru. "Ini dalam statistik dikenal dengan spurious meaning bisa sistematik bisa juga tidak," jelas Rizal yang juga menjabat sebagai Direktur Lingkar Studi Efokus.
Rizal mempertanyakan bagaimana bisa data sampling dikatakan lebih akurat dibanding data riil populasi? Bagaimana mungkin sebuah lembaga survei komersil bisa dikatakan independen. "Publik dapat menilai ada sesuatu dari pernyataan lembaga survei tersebut," katanya.
Redaktur |
: |
Nidia Zuraya |
Sumber |
: |
Antara |