Pasukan infanteri Israel berjaga di perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (12/7).
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Seorang warga Palestina dibunuh oleh tentara Israel dalam bentrokan di dekat kota selatan Tepi Barat, Hebron, Senin (14/7) pagi.
Para kerabat mengidentifikasi dia sebagai Munir Ahmed Badarin, dan masih berusia awal dua puluhan. Mereka mengatakan ia ditembak di dekat Al-Samua di bagian selatan Tepi Barat, dan meninggal kemudian di rumah sakit.
Militer Israel belum memberikan komentar langsung mengenai keadaan kematiannya, tetapi mengatakan pasukan Israel di Tepi Barat telah menangkap 23 warga Palestina semalam sebagai bagian dari kampanye terus-menerus mereka untuk memburu orang-orang yang menculik dan membunuh tiga remaja Israel bulan lalu.
Pembunuhan ketiganya memicu rantai peristiwa yang telah menyebabkan konfrontasi utama antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 170 orang Palestina hanya dalam waktu enam hari, terutama perempuan dan anak-anak.
Setelah remaja itu diculik pada 12 Juni, Israel menyalahkan gerilyawan Hamas dan mulai melakukan tindakan keras yang meluas pada gerakan di Tepi Barat, yang memicu lonjakan serangan-serangan roket dari Gaza.
Setelah remaja Palestina dibunuh oleh ekstremis Yahudi pada 2 Juli dalam pembunuhan jelas bermotif balas dendam, tembakan-tembakan roket dari Gaza memburuk, dan Israel meluncurkan serangan udara utama pada 8 Juli.
Sejak itu, para pejuang Gaza telah menembakkan lebih dari 750 roket ke Israel selatan dan tengah, meskipun menurut laporan Israel tak menewaskan satupun.
Kutukan dan kecaman berdatangan terhadap serangan-serangan membabibuta tentara negara Yahudi itu tanpa henti, termasuk demonstrasi-demonstrasi anti-Israel di berbagai negara juga di Eropa, dan PBB meminta segera dihentikannya serangan-serangan terhadap Gaza.