Home >> >>
Tokoh Agama Papua: Kawal Suara dari TPS Sampai KPU
Selasa , 15 Jul 2014, 10:57 WIB
Rakhmawaty La'lang/Republika
Ratusan relawan Jokowi-JK melakukan aksi seribu lilin di halaman kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, sabtu (12/7).

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Tokoh agama Mimika, Pastor Amandus Rahadat Pr berpesan agar seluruh komponen mengawal proses rekapitulasi suara pilpres.

"Kawal terus mulai dari TPS sampai di KPU. Sehingga pada akhirnya suara murni rakyat itulah yang akan menentukan pemimpin bangsa, bukan suara rakyat yang direkayasa. Hargai suara rakyat. Jangan karena pemimpin lokal punya kepentingan, lalu suara rakyat dibelokkan," ujarnya, Selasa (15/7).

Menurut dia, ajang pemilu di tingkat daerah menjadi sangat riskan lantaran pemahaman yang kurang dari warga. Tak jarang, suara pemimpin lokal menjadi barometer. Celakanya rakyat di tingkat akar rumput akan ikut-ikutan dengan apa yang dikehendaki pemimpin lokal.

Pastor Paroki Gereja Katedral Tiga Raja Timika itu menegaskan, rakyat Indonesia sudah tentu menghendaki pemimpin Indonesia adalah figur yang bersih dan tidak tersangkut dengan masalah. Seperti korupsi, kasus pelanggaran HAM serta menjunjung tinggi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Sesuai data hasil rekapitulasi suara pilpres 2014 yang sudah masuk ke KPU Mimika, Jokowi-JK unggul di sejumlah distrik di Mimika.

Di Distrik Mimika Baru, dari 130.342 suara sah, pasangan Jokowi-JK unggul dengan meraih 85.491 suara. Sedangkan Prabowo-Hatta hanya meraih 44.851 suara.

Jokowi-JK juga unggul dalam perolehan suara di Distrik Kuala Kencana dengan meraih 10.309 suara. Sedangkan pasangan Prabowo-Hatta meraih 6.171 suara.

Kondisi serupa juga terjadi di Distrik Tembagapura. Jokowi-JK meraih suara terbanyak yakni 15.803 suara. Sedangkan Prabowo-Hatta hanya meraih 3.940 suara.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar